Untuk sementara waktu Iris menitipkan Keel kepada Diana dan juga Wilson. Wanita itu tidak ingin keponakannya menjadi sasaran orang-orang yang ingin melukainya. Cukup sekali saja!
Keel bisa menjadi kelemahan terbesarnya. Jadi, Iris ingin keponakannya itu aman untuk beberapa waktu ke depan. Karena wanita itu memiliki firasat jika masih banyak orang yang menginginkannya. Kemungkinan besar dirinya akan tertangkap suatu saat nanti.
Karena pada kenyataannya tidak setiap waktu Iris akan menang. Akan ada waktunya dia kalah! Namun, Iris tetap berharap yang terbaik. Agar masalah yang dihadapinya bisa diselesaikan dengan mudah.
Tetapi saat ini sepertinya Tuhan tidak sedang mendukungnya untuk diam. Karena Iris baru saja mendapatkan pesan dari seekor burung gagak yang dikirim oleh Regil. Ada yang mengusik wilayahku rupanya pikirnya sinis.
Pesan itu sangat singkat dan memiliki kata lain dari arti yang sesungguhnya. Hanya Iris yang mengerti maksudnya!
Beruntung Hansen akan sibuk karena mengurusi beberapa hal bermasalah yang ditinggalkan oleh tetua Afen dan Robert. Jadi, Iris tidak perlu menjelaskan lebih banyak jika suaminya itu menanyakan keberadaannya.
"Ari!"
"Ya, Queen?"
"Carikan aku maid bernama Misya. Katakan padanya jika aku ingin dia menyiapkan pemandian air hangat untukku." ucap Iris dengan tenang. Tidak memperdulikan tatapan bingung yang dilayangkan oleh Ari. Tentu saja Gadis itu bingung kenapa majikannya ingin dilayani oleh maid lain. Sedangkan dirinya juga tidak sedang melakukan apa-apa!
Tapi Ari tidak bisa menolak keinginan ratunya. Jadi, Gadis itu dengan berat hati menuruti perintah Iris. "Baik, Queen."
Ari berjalan menjauhi Iris. Punggung gadis itu ditatap oleh Iris dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sebuah senyum samar tersungging di bibirnya. Godaan terbesar untuk seorang pria adalah wanita seksi pikirnya.
********
"Buka pakaianku!" titah Iris pada Misya. Maid itu menunduk kepalanya dengan tubuh bergetar. Entah apa yang dirasakannya namun, saat ini Dia terlihat enggan melakukan apa yang diperintahkan oleh Iris.
Kulit wajahnya yang pucat juga terlihat merona kemerahan. Tangannya mencengkram pakaian khas maid miliknya dengan sangat kuat. Setiap orang pasti bertanya-tanya mengapa reaksinya sungguh aneh seperti itu.
Padahal yang di hadapannya ini adalah wanita. Sesama wanita apa yang harus membuatnya malu?
"Apa aku harus mengulang perintahku?" tanya Iris heran. Wanita cantik itu menatap maid tersebut dengan wajah tenang.
"Tidak, Queen. Saya akan melakukan apa yang Anda perintahkan." ucap Misya dengan cepat. Maid itu kemudian maju mendekati Iris.
Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Iris. Wanita itu turun ke dalam kolam pemandian yang membuat Misya kesulitan untuk membantunya membuka. Karena dia tidak ingin membasahi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret, In Game Over
VampirgeschichtenIris Belovante seorang gadis vampir yang memilih tinggal di dunia manusia. Menjadi mata-mata adalah hal yang selama ini dia inginkan. Agen! itulah pekerjaannya saat ini. Dia adalah agen profesional yang telah banyak membantu permasalahan di belakang...