S2 Chapter 4: Iria's Sacrifice and Iris' Awakening

5.9K 615 19
                                    

Alfred masih berpikir jika Iria itu adalah Iris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfred masih berpikir jika Iria itu adalah Iris. Wajah mereka benar-benar sama. Persis seperti pinang dibelah dua. Dia juga tidak tahu jika kakak iparnya itu memiliki saudari kembar. Iris tidak pernah menceritakannya padanya.

"Apa maksudmu bisa membantu kami?" tanya Alfred bingung.

Sementara Hansen hanya terdiam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Wajah Iria yang benar-benar persis dengan Iris membuatnya termenung. Kenapa mereka harus semirip ini?

Hansen bahkan merasa Iris yang berada di hadapannya saat ini. Bukan saudari kembar istrinya itu. Ah, ini benar-benar menyiksa dirinya. Hansen ingin Iris kembali.

Iris tersenyum simpul. "Sebenarnya kami adalah kembar yang dimiliki satu jiwa. Dimana diantara kami berdua hanya satu orang yang bisa hidup. Ketika usia kami mencapai umur 17 tahun. Seharusnya aku meninggal dan jiwaku menyatu dengan Iris. Tetapi orang tua kami mengorbankan diri mereka. Sehingga sampai saat ini aku masih bisa hidup dan bertemu dengan Iris. Karena sebelumnya orang tua kami memisahkan kami agar tragedi itu tidak terjadi."

Alfred mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Meskipun dia sedikit kaget mendengar dua orang hidup dengan satu jiwa yang sama. Sungguh hal yang sangat unik! Pantas saja wajah mereka mirip tanpa celah pikirnya takjub.

Hanya saja Iria memiliki watak wajah yang lembut sedangkan Iris memiliki watak wajah tegas.

"Aku bisa membuat Iris hidup kembali dengan menyerahkan jiwaku."

"Tapi kau akan mati!" kaget Alfred. Wanita ini benar-benar bermental kuat hingga mau mengorbankan dirinya sendiri.

Iria tersenyum sedih, "Sama hal seperti, King. Aku juga tidak bisa hidup lebih lama tanpa orang yang aku cintai."

Alfred terdiam beberapa saat begitu juga Hansen yang masih enggan mengeluarkan suara. "Kau..." Alfred tidak melanjutkan perkataannya karena ragu. Tidak ingin sampai merasa Iria tersinggung.

"Suamiku meninggal ketika anakku masih berada dalam kandungan."

"Oh maaf, aku turut berduka cita untuk itu." ucap Alfred dengan wajah bersimpati.

Hansen meraih tangan Iria. Sontak membuat wanita itu sedikit kaget. Apalagi pria itu menatapnya dengan tatapan memohon. "Kau bisa mengembalikan Iris?"

Iria menganggukan kepalanya ragu. Hansen tersenyum lega, mata pria itu hingga berkaca-kaca. Iria bisa melihat dengan jelas ada cinta yang begitu besar dari pria ini untuk kakaknya. Dia akan sangat lega merelakan jiwanya untuk Iris.

"Tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?" tanya Hansen dengan tidak sabaran. Dia sangat tidak sabar untuk melihat Iris hidup kembali.

"Tolong jangan biarkan saudariku terluka untuk kedua kalinya. Jika sampai kau melakukan itu, maka aku akan mencarimu sampai ke neraka maka sekalipun." Mata Iria berkilat merah. Wanita itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang