Chapter 44: Hansen's Crazy Plan

6K 543 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elegan dan berkelas ada hal-hal yang selalu menjadi patokan utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elegan dan berkelas ada hal-hal yang selalu menjadi patokan utama. Ketika Iris menggunakan dress untuk berpesta.

Gadis itu selalu membanggakan lakukan indah tubuhnya yang sangat elok. Ditambah porsi tubuhnya yang begitu pas dan tinggi yang menjadi incaran setiap wanita. Kulit putih dan halus yang sangat sehat.

Benar-benar menjadi poin plus yang membuat pria tidak bisa berpaling. Sudah bukan hal umum lagi ketika di kantornya. Jika Iris selalu menjadi rebutan para pria. Mereka menggambarkan Gadis itu sebagai tipe ideal yang sangat mereka cari.

Kadang ada beberapa pria yang memilih putus dengan kekasihnya karena sangat berbeda jauh dengan Iris.

"Anda benar-benar sangat memukau, Queen. Saya yakin King tidak dapat berpaling melihat anda." ucap Ari penuh kekaguman menatap majikannya itu dengan tatapan itu berbinar. Dia adalah maid yang diperintahkan khusus oleh Hansen untuk merias Iris. Sekaligus salah satu warrior terbaik wanita yang ada di istana itu.

Iris melipat tangannya di depan dada dan menatap cermin yang memantulkan gambar dirinya. "Aku tidak mengerti mengapa kau begitu pandai dalam merias. Bukankah kau lebih suka bermain pedang?" tanya Iris mengungkapkan rasa penasarannya.

Ari tersenyum cengengesan. "Menjadi warrior adalah impian saya. Sedangkan menjadi perias itu adalah motivasi saya untuk para wanita di luar sana. Untuk tidak insecure karena memiliki wajah yang standar. Mereka bisa cantik, karena pada dasarnya semua wanita itu cantik."

"Prinsip yang sangat bagus." puji Iris yang membuat Ari tersenyum malu.

"Queen, King meminta anda untuk segera pergi ke aula. Sudah banyak tamu yang datang." ucap seorang maid sembari menundukkan kepalanya.

"Lalu dimana dia sekarang?" tanya Iris mendengus malas. Kenapa suami durhaka itu tidak mengajaknya pergi bersama. Bukankah seharusnya mereka memainkan peran suami istri romantis.

"Pergi lebih dulu bersama selir Great dan selir Heidi."

Ari tersenyum tipis melihat ada sedikit kecemburuan dari mata Iris. Tetapi Gadis itu terlihat jelas mencoba untuk menampiknya. Majikannya itu benar-benar sangat lucu.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang