S2 Chapter 6: Status?

5.7K 565 13
                                    

Iris tidak tahu sekarang posisinya seperti apa. Gadis itu linglung karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Kedudukannya seharusnya bukanlah seorang ratu. Karena pernikahan Hansen dengan dirinya tidak sah.

Setelah Keel bermain bersama anak-anak dari para maid. Dirinya hanya duduk seorang diri di taman.

Cleb

Sebuah anak panah melesat menancap di samping Iris. Sontak Gadis itu memicingkan matanya melihat arah panah tersebut. Berani sekali menyerangnya di saat seperti ini.

Di sebuah pohon Regil tersenyum dan sedikit memberikan salam hormat kepada Iris. Dia tidak menyangka jika Gadis itu benar-benar bangkit dari kematian. Pria itu benar-benar setia mengikuti setiap langkah Iris.

Iris mengambil panah itu dan mencabut sebuah kertas yang menempel di sana. Kemudian membukanya dan membaca deretan huruf yang berada di dalamnya.

Tidak lama kemudian tangan Gadis itu terkepal kuat. Matanya berkilat begitu tajam mampu membuat seseorang bergetar karena ketakutan. Di benaknya terlintas dua nama orang yang pernah mencoba membunuhnya.

Mereka benar-benar mempunyai nyali pikirnya sinis. Lihat saja meskipun dirinya tenaganya belum pulih. Tapi Iris tidak akan tinggal diam dengan orang yang mencoba merengut nyawanya.

Kemudian Gadis itu tersenyum sinis mengingat sesuatu. Ini pasti ada sangkut pautnya dengan kematian Putri mereka. Padahal Iris tidak pernah mencari masalah sebelumnya. Mereka yang memulai dan mereka juga yang harus mengakhiri.

"Queen."

Iris tersentak dan langsung menyembunyikan kertas yang digenggamnya. Ternyata ada seorang warrior yang mendatanginya.

"Maaf mengganggu waktu anda. King meminta anda untuk datang ke ruangannya."

Meskipun bingung ta urung Iris mengganggukan kepalanya. Untuk apa dia memanggilku ke sana pikirnya bingung. Tetapi kemudian wajah Gadis itu merona.

Semoga saja bukan sesuatu yang... Err tidak jadi.

*********

Ketika Iris masuk, gadis itu disuguhi pemandangan yang maskulin dan elegan. Interior yang tidak terlalu buruk pikirnya.

Gadis itu masuk dengan sedikit hati-hati. Ketika dirinya berbalik Gadis itu langsung mengusap dadanya kaget. "Kau mengagetkanku!" kesal Iris dengan berani menatap Hansen.

Hansen meletakkan sebelah tangannya di samping Iris. Menatap lurus ke dalam mata gadis itu. Iris tidak memiliki pilihan lain selain bersandar pada pintu.

Iris hendak keluar dari kukungan Hansen. Tetapi pria itu menggunakan sebelah tangannya yang satu lagi untuk menutup jalan Iris keluar. Gadis itu menegguk ludahnya kasar ketika wajah Hansen semakin dekat.

Jantungnya berdetak sangat kencang. Iris takut jika Hansen sampai mendengar suara detak jantungnya. Mau ditaruh di mana wajahnya jika itu sampai terjadi.

"Jangan terlalu dekat tubuhmu bau." ucap Iris mendorong wajah Hansen menggunakan kedua tangannya. Pria itu sontak berdecak kesal. Iris penghancur suasana!

Iris berjalan cepat menuju sofa yang ada di ruangan itu. Dia tidak ingin terkurung lagi oleh Hansen. Telapak tangannya baru saja menyentuh hidung dan bibir pria itu. Ada sesuatu yang terasa menyengat di telapak tangannya.

Apa jangan-jangan dia memakai kekuatan petir pikir yang ngaco.

Hansen mengekori Iris dan duduk di samping gadis itu. Dengan kesal Iris bergeser sedikit menjauh. Tetapi Hansen juga ikut bergeser. Iris kembali melakukan hal yang sama. Namun, Hansen juga melakukan hal yang sama hingga membuat Iris berdecak kesal.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang