Iris Belovante seorang gadis vampir yang memilih tinggal di dunia manusia. Menjadi mata-mata adalah hal yang selama ini dia inginkan. Agen! itulah pekerjaannya saat ini. Dia adalah agen profesional yang telah banyak membantu permasalahan di belakang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesembuhan Heidi membuat Iris mendapatkan ide cemerlang. Gadis itu absen belajar dengan Alfred dengan alasan akan menjenguk Heidi.
Alfred hanya bisa pasrah. Meskipun dalam hati dia gemas ingin memukul kakak iparnya itu. Tetapi sebagai adik ipar yang baik, dirinya harus sabar. Menyiapkan stok kesabaran ekstra untuk menghadapi sikap Iris.
Suasana yang berada di istana hari ini cukup menyenangkan. Tenang dan damai dengan kebisingan yang normal. Ini membuat Iris betah asal Hansen tidak mengusik ketenangannya.
Oh ya! Di mana suami durhakanya itu. Iris tidak melihatnya hampir seharian dari kemarin. Hanya pagi kemarin saja ketika pria itu menempel padanya seperti lintah.
Untuk apa aku memperdulikannya. Dia mungkin sedang bersama selirnya. Bercinta atau mati bersama. Batin Iris kejam.
Tetapi hati gadis itu sedikit terusik dengan pikirannya sendiri. Membayangkan Hansen berdua-duaan dengan wanita lain. Rasanya sedikit menyesakkan.
Aneh sekali! Padahal Iris biasanya juga melihat pria itu bersama dengan selirnya. Bahkan bukan hanya satu. Dirinya tidak merasakan hal yang seperti ini sebelumnya.
Tetapi sekarang Iris malah merasa dirinya seperti cemburu. Ah, itu sangat tidak mungkin pikirnya menyangkal. Iris tidak akan pernah jatuh cinta pada Hansen.
Jika Aku berani jatuh cinta padanya sama saja dengan bunuh diri. Batin Iris ngasal.
Iris membuka pintu kamar Heidi dengan senyum cerah. Tetapi kemudian senyum gadis itu luntur melihat Hansen tengah mencium bibir Heidi. Tangan Gadis itu tiba-tiba kaku dan gerak tubuhnya tidak bisa dikompromi.
Hansen langsung menjauhkan tubuhnya dari Heidi. Pria itu terkejut begitu juga dengan Heidi yang langsung menyembunyikan wajahnya malu. Dia tidak menyangka akan kepergok langsung oleh Iris.
Kampret, bajingan, buaya! Batin Iris memaki sejadi-jadinya. Gadis itu membanting pintu dengan kesal dan berteriak dari luar.
"LANJUTKAN SAJA! ANGGAP AKU TIDAK PERNAH DATANG!"
Prank
Iris melempar dengan kasar ramuan yang dimintanya dari tabib. Lantas membuat beberapa warrior kaget melihat apa yang dilakukan gadis itu. Iris pergi dari sana dengan perasaan dongkol sembari menghentak-hentakkan kakinya.
Dari kejauhan Alfred tersenyum kecil. Pria itu menyilangkan tangannya di depan dada dan masih memperhatikan Iris.
Sepertinya dia cemburu. Batin Alfred lucu.
*********
Iris mencuri sebuah kuda dari seorang warrior. Karena dia yakin jika memintanya baik-baik itu akan percuma. Hansen tidak mengijinkannya keluar istana.
Padahal Iris ingin sekali kembali menikmati suasana pasar yang ramai. Ada banyak perkara yang membuat Gadis itu ingin lebih lama diam di pasar.