Iris Belovante seorang gadis vampir yang memilih tinggal di dunia manusia. Menjadi mata-mata adalah hal yang selama ini dia inginkan. Agen! itulah pekerjaannya saat ini. Dia adalah agen profesional yang telah banyak membantu permasalahan di belakang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iris mengerutkan keningnya ketika melihat sesuatu di lantai. Dekat dengan jendela kamar Erika. Sesuatu yang berkilau!
Saat ini dia sedang mencoba mendalami perannya sebagai ratu. Meskipun pada kenyataannya gadis itu saat ini sangat ingin tidur di kamarnya. Heh! Sayang keadaan kurang mendukung.
Tangan wanita itu terulur mengambil benda itu. "Lencana selir?" Kening Iris menyerit heran.
Aku belum terlalu banyak mengenal rencana seperti ini. Jadi aku tidak tahu ini milik siapa pikir Iris. Gadis itu kemudian beralih menatap Hansen yang sedang berbicara dengan kepala warrior.
"King!" Jujur saja. Iris sebenarnya malas memanggil pria itu dengan sebutan King.
Hansen beralih menatap Iris, kemudian menatap sesuatu yang berada di tangan gadis itu. "Kau menemukan sesuatu?"
Pria itu berjalan menghampiri Iris. Mengambil lencana rencana yang berada di tangan gadis itu. "Ini..." Suara Hansen menggantung. Membuat Iris penasaran!
Hansen menggenggam lencana sampai remuk ketika mengetahui siapa pemiliknya. "Panggilkan selir Della kemari!" titahnya dengan nada tinggi. Iris bahkan sampai meringis ketika telinganya berdengung.
Beberapa saat kemudian Della datang diseret oleh beberapa warrior. Wanita itu memasang wajah bingung dan ketakutan ketika melihat tatapan Hansen untuknya.
"A..ada apa, King?" tanyanya masih tidak mengerti mengapa dirinya diseret.
"Apa alasanmu membunuh Erika?" tanya Hansen dengan nada membentak.
Della membulatkan matanya kaget. Kenapa King jadi menuduhku atas hal yang tidak pernah kulakukan pikirnya. Sedangkan Iris menggelengkan kepalanya pasrah. Dia tidak mengerti kenapa banyak orang yang menusuk saudaranya sendiri.
"Aku tidak pernah membunuh Erika, King. Bukan aku pelakunya." ucap Della membela diri. Hati wanita itu sakit melihat tatapan kecewa yang dilayangkan Hansen. Pria itu tidak mempercayainya.
"Akh!"
Rahang Della dicengkram kuat oleh Hansen. Pria itu lebih tidak menyangka jika selir kesayangannya itu berani melakukan hal setega ini. Padahal Hansen sudah mempertimbangkan banyak hal untuk wanita itu.
"Jangan berbohong! Lencanamu ditemukan di kamar ini." Hansen kembali membentak dan menghempaskan rahang Della.
Wanita itu tentunya sangat kaget mendengar penuturan Hansen. Dia ingat jelas rencananya masih berada di dalam laci di kamarnya. Bagaimana mungkin bisa ada di sini.
Sialnya lagi, rencana seperti itu hanya ada satu tidak ada duplikat. Jadi sudah jelas jika itu adalah miliknya.
Seseorang mencoba menjebakku. Batin Della menyimpulkan.
Wanita itu menatap Iris sesaat. Sangat tidak mungkin jika Iris yang mencoba menjebaknya. Gadis itu baru saja datang dari dunia manusia bersama Hansen.
Yang mengetahui letak lencananya hanya pelayan pribadinya dan Selena. Tunggu! Apa mungkin Selena yang mencoba menjebaknya.