Chapter 33: Hansen's worries and Drama Queen

6.2K 639 16
                                    

"Dimana Iris?" tanya Hansen datar pada Alfred yang tengah berlatih bersama warrior

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana Iris?" tanya Hansen datar pada Alfred yang tengah berlatih bersama warrior.

Alfred mengerutkan keringnya bingung. "Bukankah tadi dia hendak ke kamar Heidi?" Pria itu balik bertanya yang membuat Hansen kesal.

Sebenarnya Alfred tahu, tapi dia ingin kakaknya yang berusaha sendiri. Salah sendiri tidak setia untuk menunggu matenya. Sekarang Iris pergi dengan kesal karena cemburu. Tanggung sendiri!

"Aku tidak menemukannya di kamar Heidi." balas Hansen membuang arah pandangannya. Jelas pria itu sedikit salah tingkah karena dia tidak mungkin mengatakan. Jika Iris datang ke kamar Heidi ketika dirinya mencium selirnya itu.

Baru saja Alfred hendak mengeluarkan suaranya. Seorang warrior datang terpogoh-pogoh menghampiri Hansen.

"King, Queen pergi dari istana dengan mencuri kuda warrior." ucap warrior itu yang membuat Hansen maupun Alfred terbelak kaget. Tidak elit bukan Jika seorang ratu mencuri kuda seorang warrior. Ada-ada saja kau kakak ipar pikir Alfred geli.

"Kenapa kalian tidak menghentikannya!" bentak Hansen marah yang membuat warrior itu bergetar ketakutan.

"Ampun, King. Queen memacu kudanya terlalu cepat hingga kami tidak bisa mengejarnya." ucap warrior itu beralasan. Meskipun pada kenyataannya mereka tidak berniat mengejar Iris.

Gadis itu melemparkan tatapan yang mematikan sebelum pergi. Lantas mereka tidak mau mengejar jika hanya untuk mengantarkan nyawa.

"Tidak berguna!"

Hansen mengibaskan tangannya yang membuat warrior itu terpental. Membuat semua warrior yang melihat itu ketakutan. Sedangkan Alfred hanya menghembuskan nafas pelan.

"Siapkan kudaku!"

Kau tidak bisa pergi lagi Iris. Aku akan membawa kau kembali, ke manapun kau pergi. Batin Hansen dengan penuh ambisi.

Pria itu memacu kudanya cepat memasuki hutan diikuti oleh beberapa warrior. Entah kenapa perasaannya tidak enak dan jantungnya terus saja berdetak kencang.

Firasat buruk seperti ini biasanya menunjukkan sesuatu. Hansen tidak ingin sesuatu terjadi pada Iris. Maka dari itu dia harus segera menemukannya.

Hansen menghentikan kudanya ketika melihat banyak mayat yang tergeletak. Ada sekitar 9 vampire yang mati dengan tubuh bagian dada bolong. Jika dilihat lebih jelas sepertinya mereka baru saja mati.

Tangan Hansen memegang kendali kudanya erat. Pria itu mencium aroma Iris samar. Sepertinya ini karena ulah gadis itu. Melihat penampilan para mayat Ini membuat Hansen berpikiran negatif.

Iris pasti hendak dicelakai oleh seseorang. Gadis itu tidak pernah memancing musuh. Jadi sudah pasti ada yang berniat menyingkirkannya sebagai ratu.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang