Chapter 38: Enjoy Vacation Time

6.1K 586 7
                                    

Pagi yang begitu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang begitu indah. Cuaca cerah tanpa awan mendung menghiasi langit. Matahari juga tidak terlalu memancarkan sinar menyengat. Dia mengintip malu-malu di balik awan yang menghalanginya.

Suasana asri di desa itu membuat Iris betah. Di sini tidak beda jauh dengan dunia manusia, yang daerahnya adalah ladang pertanian. Karena vampir di sini campuran jadi tidak sedikit yang mengkonsumsi sayuran.

Malah ada juga peternakan agar mempermudah mereka mendapatkan darah hewan. Serta mempermudah mereka jika ingin mengkonsumsi daging. Namun, tidak sedikit juga beberapa penduduk yang memilih berburu langsung ke hutan.

Seperti berburu kelinci, ayam liar, rusa, kijang dan lainnya.

Karena Iris sudah menyerahkan obat dari profesor kepada kepala desa. Jadi gadis itu tinggal menunggu hasil dari reaksi obat itu. Sekarang dirinya akan menikmati liburan ini.

"Ini panah anda, Queen." Fei menyerahkan sebuah busur dan anak panahnya kepada Iris. Gadis itu meminta Fei dan Naufan untuk menemaninya berburu.

Memikirkannya saja sudah pasti sangat menyenangkan. Iris tidak sabaran sampai membuat dua kesatrianya itu gemas. Pantas saja King begitu protektif kepada Queen pikir mereka. Gadis itu memang bisa membuat orang betah berada di sampingnya.

"Ayo! Kalian ini lambat sekali!" pekik Iris kesal. Tetapi bukannya takut Fei dan Naufan malah terkekeh kecil.

"Aku ingin ikut!" Glass merengek dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak terima karena Iris tidak berniat untuk mengajaknya.

Iris menaikkan sebelah alisnya. Wajah gadis itu sedikit terlihat ragu. "Ini akan sedikit berbahaya, Glass. Kau tunggu saja di rumah ya." ucap Iris memberi pengertian.

Glass merengut dengan bibir melengkung ke bawah. Persis seperti anak kecil yang akan menangis. Fei menghela nafas pelan dan menarik Glass menjauh. Dia tidak ingin Iris risih dengan sikap adiknya itu.

"Ayo, Queen. Fei akan menyusul."

********


Seekor kelinci memakan rumput segar di hadapannya dengan tenang. Matanya menatap ke depan dengan telinga yang sedikit bergerak-gerak. Beberapa saat kemudian sebuah anak panah melesat dengan cepat. Menusuk tepat di perut kelinci itu.

Kelinci itu mati seketika dengan darah yang membuat bulu putihnya kotor. Begitu kontras! Pemandangan yang paling indah berubah menjadi menakutkan.

"Anda hebat sekali, Queen!" Fei memuji dengan takjub keahlian memanah Iris yang patut diacungi jempol. Dirinya saja tadi beberapa kali meleset tetapi ratunya itu hanya dua kali percobaan langsung mendapat.

Iris malah merenggut tidak puas. Sebenarnya bukan kelinci yang jadi incarannya. "Aku menginginkan rusa bukan kelinci. Dagingnya terlalu sedikit." keluhnya yang membuat Naufan saling melempar pandangan dengan Fei.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang