S2 Chapter 13: Passionate Love

5K 397 9
                                    

Iris terbangun ketika merasakan kecupan kecupan kecil di sekitar lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris terbangun ketika merasakan kecupan kecupan kecil di sekitar lehernya. Tangan Gadis-- eh wanita itu menepis sebuah tangan nakal yang mengusap-ngusap perutnya. Dia sudah tahu siapa pelakunya!

"Kau sudah bangun?" tanya Hansen dengan suara serak. Rambut pria itu acak-acakan dan lehernya dipenuhi dengan ruam kemerahan. Sudah jelas pelakunya siapa!

"Menurutmu." ketus Iris menutup seluruh tubuhnya hingga kepala dengan selimut tebal yang permukaannya sudah kusut.

Hansen terkekeh kecil. Pria itu tidak menarik selimut Iris. Tetapi malah ikut masuk ke dalam selimut dan tentu saja dia bisa melihat setengah tubuh polos sang Istri. Sontak Iris menarik selimut yang menutupi kepalanya dan kepala Hansen.

Melayangkan tatapan kesal kepada pria yang menatapnya dengan senyum miring itu. "Kau mandi lebih dulu lah. Aku masih ingin tidur."

Tangan Hansen bergerak merapikan rambut Iris yang acak-acakan karena ulahnya. Pria itu berdecak puas melihat hasil karyanya di leher dan dada Iris. Sebenarnya tubuh bagian lain pun juga dia lukis dengan hal yang sama. Namun sekarang tertutup selimut!

"Mandi denganku." tawar Hansen dengan senyum menggoda. Tangan pria itu kembali mengelus perut Iria.

"Tidak mau. Tubuhku sakit semua karena ulahmu." kesal Iris mencebelikan bibirnya. Sontak Hansen melayangkan tatapan bersalah kepadanya. Tadi malam itu adalah malam yang paling luar biasa menurutnya. Dia tidak pernah merasa sebergairah itu ketika bersama dengan selir selirnya dulu.

Hanya Iris seorang yang bisa membuatnya seperti itu. Dan Hansen tidak bisa berhenti sampai dirinya merasa puas. Padahal saat itu Iris sudah benar-benar kelelahan. Dia akui memang sedikit keterlaluan!

"Maaf sayang. Lain kali aku akan bersikap lebih lembut." Matanya pria itu begitu jelas memancarkan rasa bersalah yang tulus. Iris hanya bisa menghela nafas pelan melihatnya.

"Nafsumu benar-benar gila. Aku rasa Aku tidak akan bisa berjalan dengan benar setelah ini." ucap Iris mengungkapkan kekesalannya.

Hansen tergelak mendengar perkataan Iris. Menurutnya itu adalah kejujuran yang menggemaskan. "Aku akan menggendongmu kemanapun kau pergi."

"Tidak perlu." ketus Iris. "Aku aku tidak selemah itu."

Tangan Hansen bergerak mengarahkan wajah Iris padanya. Menatap lurus ke dalam mata wanita itu. "Meskipun kau kuat. Tapi bagiku kau harus tetap kulindungi. Aku akan selalu menjagamu meskipun kau tidak suka itu."

Iris tertegun beberapa saat. Mata Gadis itu memandang lurus pada mata Hansen yang memancarkan kesungguhan.

"Jangan pernah sungkan untuk bercerita padaku. Katakanlah jika kau membutuhkan sesuatu. Aku akan berusaha memenuhi semua keinginanmu. Jika kau melakukan semuanya sendiri. Lalu untuk apa aku jadi suamimu."

Cup

Iris meraup bibir Hansen rakus. Dia sebal karena pria itu dengan mudahnya meluncurkan kata-kata manis. Membuat dirinya terharu dan merasa berbunga-bunga.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang