S2 Chapter 1: Squeezing Regret

8.1K 714 42
                                        

Sebuah ruangan luas dipenuhi banyak perabotan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah ruangan luas dipenuhi banyak perabotan mewah. Bukan hanya terbuat dari perak dari emas pun juga ada. Namun, bukan itu yang menjadi topik utama.

Tetapi sebuah peti mati cantik yang berada di tengah-tengahnya. Di dalamnya ada sosok gadis yang tertidur tenang. Tubuhnya dibalut dengan gaun yang paling indah. Kulit mulusnya tidak lagi memancarkan rona cerah. Melainkan pucat spasi seperti tidak memiliki darah sama sekali.

Semua orang mungkin berpikir jika ratu mereka sudah benar-benar pergi. Namun, Hansen tidak membiarkan tubuh gadis yang dicintainya itu masuk ke tanah yang kotor. Pria itu menjaganya dan merawatnya dengan sangat baik. Seakan Iris akan hidup kembali.

Setiap hari Hansen tidak pernah bosan untuk mengunjungi Iris. Pria itu sering kali bercerita mengenai hari-harinya tanpa gadis cantik itu. Tetapi pada akhirnya dia tidak sanggup menahan air mata. Kadang Hansen memarahi Iris seakan Gadis itu masih hidup.

Sungguh pemandangan yang sangat menyayat hati. Siapa saja yang melihatnya pasti merasa iba karena hantu terlihat seperti orang gila. Berbicara dengan orang mati dan tertawa sendiri.

"Aku membebaskan Alfred seperti yang kau mau." bisik Hansen sendu. Tangan pria itu mengusap dengan lembut pipi tirus Iris. Memandangnya dengan binaran cinta yang menyayat hati.

"Apa kau tidak ingin bangun untuk mengucapkan terima kasih kepadaku?"

Begitu terus yang Hansen lakukan sampai pria itu bosan. Kadang tanpa sadar Hansen tidur lagi samping peti mati milik Iris. Pria itu juga berjanji hanya akan mencintai Iris. Dia akan menceraikan kedua selirnya asal Gadis itu bangun.

Bahkan Hansen juga menjanjikan jika dirinya akan turun tahta. Jika Iris mau! Asal Iris bangun dan mau hidup bersamanya. Hanya dengan Iris!

*********

Alfred memandang dengan tidak percaya sosok yang saat ini dilihatnya. Pria itu beberapa kali mengucap matanya. Untuk memastikan jika yang dilihatnya itu nyata bukan hanya sebatas halusinasi.

Jadi selama ini kakaknya itu tidak membunuh matenya. Tapi warrior yang dikirim untuk mengawasi Gadis pujaannya itu mengatakan-- tunggu apa ada seseorang yang sengaja melakukan ini. Aku diadu domba dengan kakakku sendiri pikirnya mulai menemukan titik terang.

Seorang gadis cantik tengah bermain dengan anak-anak di sebuah taman. Dialah mate Alfred, Mila. Gadis itu sebenarnya memang hampir dibunuh oleh seseorang. Tetapi salah seorang bayangan lebih dulu menyelamatkannya. Dan Hansen menempatkan Gadis itu di tempat yang aman.

Itulah mengapa Hansen begitu marah dengan tuduhan Alfred. Karena bukannya membunuh dia malah melindungi mate adiknya itu. Tapi adiknya itu malah menuduhnya dan Hansen sendiri termakan oleh hasutan dari surat itu.

Beberapa hari ini Hansen banyak mengetahui rahasia yang tersembunyi di sana. Dia juga mengetahui jika semua ini sudah diatur oleh seseorang. Tetapi Hansen masih memberikan kebebasan untuk orang itu. Sebelum menangkapnya dan menjadikan orang itu sarapan untuk singa miliknya.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang