Chapter 41: Feelings That Are Increasingly Disturbed

5.7K 525 2
                                    

Iris tidak bisa tidur karena gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris tidak bisa tidur karena gusar. Gadis itu sudah mencoba mencari posisi ternyaman namun tetap saja tidak berhasil. Matanya kembali terbuka.

Padahal malam begitu tenang dengan sinar bulan yang cantik. Ditambah lagi dengan taburan bintang yang menghiasi langit. Harusnya ini bisa menjadi teman tidur nyenyaknya malam ini.

Gadis itu beranjak keluar kamar dan menemukan Fei belum tidur. Sepertinya kedua ksatria berjaga sepanjang malam silih berganti. Fei langsung menunduk hormat ketika menyadari keberadaan Iris.

Iris memandang sekelilingnya. Tetapi Gadis itu tidak menemukan apa yang dia cari. Jadi dia beralih dengan wajah penasaran pada Fei. "Apa kau melihat, King?"

Sial sekali! Kali ini Iris tidak bisa menahan perasaannya. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Entah apa itu namun rasanya membuat Iris tidak tenang.

Sepertinya Iris harus meminta maaf atas sikapnya. Ya, karena bagaimanapun pria brengsek itu adalah suaminya. Iris harus mencoba menghargai kebaikannya yang sudah datang kemari.

"King langsung kembali ke istana setelah dari kamar anda." ucap Fei dengan hati-hati. Dia tidak ingin menyinggung perasaan Iris.

Ada sedikit rasa tercubit di hati Iris mendengarnya. Tetapi gadis itu mencoba untuk tersenyum. "Aku mengerti."

Fei ingin mengeluarkan suaranya kembali. Tetapi Iris sudah lebih dulu membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauh. Pria itu hanya bisa menelan apa yang akan dia ucapkan sembari menatap punggung Iris.

Namun ternyata Iris menghentikan. Tanpa berbalik Gadis itu berkata. "Kita kembali ke istana setelah matahari terbit."

Fei tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya meskipun tidak terlihat oleh Iris. "Baik, Queen."

"Semoga tidur anda nyenyak." tambah Fei sebelum Iris melangkahkan kakinya kembali.

Sebuah senyuman tipis tersungging di bibir Iris. Gadis itu melanjutkan langkahnya hingga menghilang dari pandangan Fei.

"Semoga Anda bahagia, Queen."

**********

"Kenapa kau membawaku kembali?" tanya Alfred kesal pada kakaknya. "Padahal aku belum sempat bertemu kakak ipar."

Alfred baru saja beristirahat setengah jam di desa tetapi Hansen malah mengajaknya kembali ke istana. Padahal tujuannya belum tercapai. Dia ingin menyapa Iris.

Sebelumnya wajah Hansen begitu suram dan menyeramkan sehingga Alfred takut untuk bertanya. Tetapi akhirnya pria itu memberanikan diri mengeluarkan kekesalannya.

"Dia tidak ingin diganggu." balas Hansen singkat. Pria itu hanya memandang ke depan dengan wajah dingin. Mereka berada di atas kuda yang berlari dengan kecepatan sedang. Menembus kegelapan malam yang hanya tersinari remang-remang cahaya bulan.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang