Chapter 9: Iris Panic

8.5K 715 7
                                    

Maria mencoba melepaskan cengkraman tangan Hansen yang mencekik lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maria mencoba melepaskan cengkraman tangan Hansen yang mencekik lehernya. Kaki wanita itu sampai tidak menyentuh lantai. Sebab Hansen sedikit mengangkat tubuh selir keduanya itu.

Mata Hansen berkilat merah dengan gigi taring yang mencuat. Rahang pria itu juga ikut mengeras. "Aku kecewa padamu, Maria."

Iris menonton drama di depannya sambil meminum segelas darah segar di tangannya. Dia sangat menanti di mana Hansen akan mencabik-cabik tubuh Maria. Pasti benar-benar menyenangkan!

"Lep... pas!"

Air mata Maria terjatuh ketika lehernya terasa sakit dan panas. Nafasnya juga mulai jarang karena pasokan udara di dadanya mulai berkurang.

Hansen memejamkan mata dan mengepalkan tangannya. Mencoba meredakan amarahnya yang bangkit akibat mengetahui ulah Maria yang sangat tidak di sangka olehnya.

Brak

"Arrrgh!"

Maria merasa tubuhnya remuk. Seumur hidup baru kali ini dirinya mendapatkan amarah Hansen. Itu semua karena Iris.

Kebencian semakin tertanam dalam di hati wanita itu untuk Iris. Dalam benaknya Maria bersumpah akan membuat hidup Iris menderita.

Seorang wanita berlari memasuki ruangan itu. Terlukis khawatiran yang sangat jelas di wajahnya. Matanya membulat ketika melihat keadaan Maria yang mengenaskan.

"Maria!"

Great, selir ketiga Hansen yang merupakan seorang gadis dari academy dengan nilai yang sempurna. Wanita itu selalu bersikap baik kepada semua selir Hansen.

"Sakit, Great!" Air mata Maria terjatuh wanita itu menangis dalam pelukan Great.

Great mengalihkan pandangannya kepada Hansen yang memasang wajah dingin. "Maria tidak bersalah, King. Aku sendiri yang menjadi saksinya."

"Semenjak kehadiran Queen, dia selalu menginap di kamarku dan melakukan hal bersama. Jika dia menemui seseorang untuk menculik, Queen. Aku pasti sudah mengetahuinya sejak awal." jelas Great meyakinkan Hansen. Dia tidak terima atas perlakuan suaminya itu kepada saudarinya. Great adalah sepupu Maria, meskipun jauh.

"Obati dia!" titah Hansen dingin.

Pria itu pergi begitu saja dari aula. Meninggalkan Iris yang ingin menelan pria itu.

Begitu saja! Pupus sudah harapan Iris untuk melihat adegan seru. Bukankah pria yang berstatus suaminya itu tidak mentoleransi kesalahan apapun.

Kenapa sekarang malah dengan mudahnya dia melepaskan Maria dari hukuman. Padahal sudah jelas jika wanita itu bersalah.

Sepertinya aku harus turun tangan.

************

Iris berdecak puas ketika melihat hasil karyanya. Gadis itu mendatangi penjahit istana dan meminta beberapa bahan pakaian.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang