S2 Chapter 25: The Cruelty of Iris and the Blood Red Pomegranate

2.6K 310 14
                                    

Tubuh Gabriel menghantam dinding dengan sangat kuat, sehingga dinding itu berlinangan darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Gabriel menghantam dinding dengan sangat kuat, sehingga dinding itu berlinangan darah. Baik Conor maupun Jonathan sama kagetnya, mereka melihat ke arah sang pelaku yang membuat Gabriel seperti itu.

Iris berdiri di hadapan Hansen, membelakangi pria itu dengan mata merah menyala dan wajah dingin miliknya. Hansen pun ikut terkejut melihat kedatangan istrinya. Kenapa istrinya itu bisa berada disana? Iris tidak tahu jika yang diincar adalah dirinya.

Iris melemparkan tatapan murka kepada Gabriel yang membuat pria dengan tubuh monster itu menggeliat kesakitan. Mata penghancur milik wanita cantik itu bekerja dengan cepat.

Conor dan Jonathan tidak tinggal diam mereka langsung menyerang Iris. "Wanita sialan! Entah kau." geram Jonathan dengan wajah marah. Menurutnya kedatangan Iris bisa menghancurkan semua rencananya.

Melihat Iris yang akan diserang. Hansen tidak tinggal diam, pria itu melindungi Iris dengan melawan Conor dan Jonathan yang beringas.

Gabriel melotot dengan tubuh ambruk ke lantai. Darah merembes keluar dari mulut dan telinganya. Tubuh pria itu sudah tidak bernyawa dan kembali ke bentuknya yang semula. Iris baru saja berbalik dan melihat Hansen terpojok. Wanita itu dengan cepat menangkap tubuh Hansen yang hampir menghantam dinding.

"Brengsek!" maki Iris murka.

Wanita itu meletakan Hansen dengan sangat hati-hati kemudian melesat dengan cepat ke arah Conor dan Jonathan. Menyerang mereka dengan brutal!

Tidak lama kemudian datang datang Ari dengan wajah panik dan khawatir. Gadis itu terbelalak kaget melihat penampilan rajanya yang dikatakan cukup mengenaskan. "King!"

"Jangan pedulikan aku, bantu Queen!" titah Hansen dengan suara melemah. Pria itu tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri karena energinya semakin berkurang. Apalagi tubuhnya beberapa kali terkena sayatan dari belati milik Conor. Yang terbuat dari perak! Itu membuat penyembuhannya akan sangat lambat.

"Bawa King keluar sekarang!" titah Iris yang berkebalikan dengan Hansen.

Ari terlihat seperti orang linglung saat ini. Gadis itu bingung harus menuruti siapa. Di satu sisi rajanya harus sangat dia turuti, di sisi lain ratunya yang sama harus dia turuti. Aish!

"Cepat Ari!" bentak Iris.

Hansen baru akan mengeluarkan suara. Tetapi Ari sudah lebih dulu memberikannya tatapan menyesal. "Maaf, King. Kali ini saya tidak bisa membantah Queen."

Beberapa warrior yang tersisa dengan cepat membantu Ari. Dan sebagian lagi ikut melawan Jonathan dan Conor. "Jangan ganggu aku! Atau kalian akan mendapatkan akibatnya."

Mata Iris yang berkilat tajam membuat para warrior bergerak mundur. Wanita cantik itu tidak suka jika pertarungannya diganggu oleh orang lain.

Conor dan Jonathan kesulitan, karena tidak bisa mencari celah untuk bisa melukai Iris. Setiap gerakan wanita itu begitu tertutup. Disini, kekuatan seorang agen profesional melawan vampir tingkat menengah. Iris unggul!

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang