Chapter 15: Feelings of Jealousy Starting to Grow?

7.9K 679 4
                                    

Selir yang tersisa hanya tinggal 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selir yang tersisa hanya tinggal 6. Iris berhasil membuat selir Hansen berkurang dalam kurun waktu 1 bulan. Sungguh pencapaian yang fantastis! Seharusnya Iris mendapat penghargaan berhargaan atas usahanya itu.

Dimulai dari Fiona dan Maria, lalu Alena dan Areta yang kini di ceraikan Hansen. Setelah pertimbangan cukup matang akhirnya pria itu memutuskan untuk menceraikan keduanya. Mantap!

Sebelumnya memang Hansen tidak ingin menceraikannya setelah kematian Fiona dan Maria. Tetapi Iris selalu memberikan sindiran untuknya di setiap pertemuan antara dirinya dan kedua selir itu.

Baik Alena maupun Areta tidak pernah mengeluarkan wajah bahagia. Mereka terlihat terpaksa menjalani kehidupan bersamanya. Hansen sempat ingin menghukum keduanya karena mereka berhasil menyinggung perasaannya.

Tetapi masalah itu akan semakin besar jika dirinya tidak mengesampingkan ego. Jadi hari ini Hansen melepaskan keduanya.

"King! Anda jangan terlalu dekat dengan, Queen." ucap Della yang memeluk Hansen dari belakang. Menempelkan buah dadanya ke punggung pria itu.

Hansen hanya membalasnya dengan alis yang terangkat. Della tersenyum manis dan mengecup pipi pria itu. "Aku hanya takut jika dia membawa pengaruh yang buruk untukmu. Sebelumnya di istana tidak pernah ada masalah yang begitu berat hingga menyebabkan kematian. Tetapi setelah kehadiran Queen istana terasa begitu berbeda."

Della tersenyum senang melihat Hansen yang terdiam. Pria itu pasti sedang merenungkan perkataannya. Karena itu memang kenyataan. Dirinya pun sama tidak rela dengan selir lain, jika pria itu lebih memperhatikan Iris!

"Kau juga sedikit tidak adil pada kami." Della memainkan tangannya di dada Hansen. "Queen selalu memberontak tapi tidak pernah kau hukum. Sedangkan jika kami melakukan kesalahan kau selalu menghukum kami." ucap Della dengan suara merajuk. Wanita itu mengerjapkan matanya sok imut!

"Kau tidak perlu memikirkan itu. Lagi pula aku tidak benar-benar menyukainya."

Della mengerutkan keningnya mendengar perkataan Hansen. "Apa maksudmu, King?"

Hansen tersenyum miring dan mencium bibir Della. Pria itu berniat menjawab kebingungan selir keempatnya itu. Membiarkan rasa penasaran tumbuh di benak Della.

*******

"Pria brengsek tetap, akan brengsek!"

Iris melihat bayangan seorang pria dan wanita yang sedang bercumbu mesra. Bibirnya tersenyum sinis, kaki gadis itu bergerak nendang kerikil yang berada di hadapannya.

"Aw!"

"Hei kau! Jangan melemparkan batu sembarangan!" teriak seorang pria dengan ekspresi kesal. Dengan tangan memegang kepalanya yang terkena kerikil yang ditendang Iris.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang