S2 Chapter 18: Suspicious Motion

3.3K 350 14
                                    

"Ini adalah contoh hukuman bila kalian melakukan pemberontakan dan penghianatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini adalah contoh hukuman bila kalian melakukan pemberontakan dan penghianatan."

Afen dan Robert beserta kedua istrinya dibakar hidup-hidup di tengah alun-alun kota. Warga yang menonton brigidik ngeri melihat mereka menjerit kesakitan. Sungguh tidak menyangka jika kedua tetua dan istrinya itu melakukan pemberontakan dan pembunuhan.

Sebelumnya mereka hanya akan dieksekusi mati saja oleh Hansen. Tetapi Iris merasa itu terlalu ringan. Jadi, wanita itu mengusulkan untuk membakar mereka hidup-hidup. Menurutnya itu sebanding dengan percobaan pembunuhan, penculikan dan kesalahan mereka yang lainnya.

Hansen hanya mengiyakan saja usul dari istrinya itu. Lagi pula dia juga sebenarnya ingin menyiksa mereka. Karena sudah berani melakukan percobaan pembunuhan terhadap istrinya.

"Bibi kenapa mataku ditutup?" tanya Keel bingung. Iris menutup mata bocah itu karena tidak ingin menyaksikan pemberontak itu dibakar secara nyata di hadapannya.

"Kau masih kecil. Ini tidak pantas kau tonton." ucap Iris dengan tegas.

"Tapi aku pernah melihat paman memakan bibir bibi. Apa itu boleh ku tonton?" Pertanyaan polos itu berhasil membuat Iris memelototkan matanya. Wajah wanita itu sedikit bersemu. Astaga dia malu, kenapa tidak sadar jika saat itu Keel ada disana.

"Tidak boleh!"

Iris mengikut lengan Hansen yang malah tertawa kecil melihatnya. Jika suaminya itu tidak asal nyosor di sembarang tempat. Kesucian mata Keel pasti akan terjaga hingga sekarang.

"Semua ulahmu." kesal Iris mengembungkan pipinya kesal.

"Kau juga menikmatinya sayang." Hansen terkekeh kecil melihat pelototan Iris. Istrinya itu terlihat menggemaskan ketika marah. Apalagi dengan bibir yang mengerucut, seperti minta dicium.

"Aku terbawa suasana. Kau yang mulai duluan." ucap Iris tidak mau kalah.

Hansen tergelak mendengar jawaban Iris. Jujur sekali istrinya itu, rasanya ingin menciumnya hingga pingsan.

"Iya, aku yang salah." ucap Hansen mengalah. Tangan pria itu bergerak merangkul pinggang Iris. Dengan cepat pria itu melayangkan kecupan singkat di pipi Iris.

Sontak Iris menatap suaminya itu horor. Ini mereka berada di tempat terbuka. Banyak warga yang datang untuk menonton. Hansen benar-benar minta di sleding.

Warga yang melihat keharmonisan keluarga itu ikut senang. Mereka sebelumnya tidak pernah melihat Hansen tertawa sekeras itu ketika bersama para selir. Bahkan keluar dari istana pun jarang. Tetapi dengan Iris, Hansen menjadi pribadi yang sedikit berbeda.

**********

Hansen mengendus-ngendus leher Iris. Mata pria itu berganti dari merah ke coklat dan begitu seterusnya. Entah kenapa dia sangat menginginkan darah istri cantiknya itu.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang