Chapter 34: Trouble in the Mixed Vampire Territory

6.1K 596 8
                                    

Ternyata di desa itu orang-orangnya ramah dan baik hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata di desa itu orang-orangnya ramah dan baik hati. Iris tidak merasakan ada orang yang menatapnya sinis. Gadis itu malah diterima dengan baik oleh penduduknya.

Iris dibawa berkeliling oleh Glass. Gadis itu tidak berhenti berbicara. Menjelaskan dengan antusias tentang desanya.

"Di wilayah yang cukup jauh ada sebuah akademi. Aku selalu berharap bisa masuk ke sana tapi kemampuanku tidak memadai. Jadi hanya keempat kakakku yang bisa masuk." jelas Glass yang membuat Iris mengerutkan keningnya bingung. Dirinya baru mendengar jika di tempat seperti ini ada akademi. Iris pikir tidak ada.

"Emangnya tempat sekolah seperti apa itu?" tanya Iris penasaran. Tiba-tiba dirinya menjadi sangat tertarik dengan topik ini.

Glass tersenyum kecil dan menjelaskannya dengan senang hati. "Disana kita dilatih untuk menjadi vampir yang kuat. Sebenarnya di sana juga ada bangsa Immortal lain. Tapi aku tidak tahu pasti apa saja yang ada." Gadis itu menggaruk tengkuknya dengan cengiran khasnya.

"Disan..."

"Warrior istana sedang berkeliling mencari Queen yang hilang." Seseorang tiba-tiba saja berteriak membuat suasana yang tadinya tenang menjadi bising. Para penduduk kaget dan menjadi penasaran dengan sosok sang ratu.

Berbeda dengan Iris yang mengumpat kesal. Selalu saja ada yang mengganggu ketenangannya. Apa mereka tidak bisa membiarkannya liburan sebentar.

"Kira-kira bagaimana ya rupa Queen?" Glass begitu penasaran dengan wanita yang menjadi sorotan utama itu. Menjadi bahan perbincangan beberapa minggu ini. Karena sosoknya yang tidak diketahui banyak orang.

"Eh, kau mau kemana?" Glass berteriak kaget melihat Iris berlari. Ada apa dengan teman barunya itu.

Tenyata Iris menemui langsung para warrior yang mencarinya. Melihat kehadiran Gadis itu para warrior langsung menghentikan pencarian mereka.

"Queen!"

Para warrior itu memberikan salam hormat yang membuat beberapa penduduk yang melihatnya kaget. Mereka tidak tahu jika gadis yang bersama Glass itu adalah ratu mereka.

"Aku tidak akan ikut kalian kembali ke istana. Katakan pada King, aku akan kembali setelah merasa tenang." ucap Iris tegas tidak ingin dibantah. Lantas membuat para warrior itu saling melemparkan pandangan.

Mereka bingung harus melakukan apa. Karena mereka takut ketika kembali dengan tangan kosong. Hansen akan memberikan hukuman kepada mereka.

Sebenarnya Iris juga beralasan. Pada kenyataannya gadis itu ingin menikmati liburannya di desa ini. Dengan mengatasnamakan ketenangan. Lagi pula dirinya malas menghafal etika ratu.

"Tapi..."

Mata Iris melotot tajam. "Pergi sekarang atau kalian kubunuh!"

Para warrior itu langsung menaiki kuda mereka. Mereka tentu saja masih menyayangi nyawa. "Kami akan sampaikan apa yang anda inginkan pada, King."

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang