Chapter 47: Disappointment

5.5K 481 5
                                    

Iris yang sebelumnya mengurung diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris yang sebelumnya mengurung diri. Lantas keluar dari kamarnya setelah mendengar berita yang sangat menghebohkan. Ari memberitahunya jika Hansen memberikan hukuman eksekusi mati untuk Alfred.

Gadis itu tidak berpikir panjang, langsung menemui Alfred di balik jeruji besi. Pria itu ditempatkan di penjara bawah tanah yang paling gelap. Iris bahkan harus menggunakan obor untuk masuk ke dalam sana. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh suami durhakanya itu? Membunuh adiknya sendiri?

Penampilan Alfred benar-benar menyedihkan dan acak-acakan. Pakaiannya compang-camping dan sobek di mana-mana. Penuh dengan bercak darah dengan tubuh yang dipenuhi luka.

Pria itu bisa saja sembuh dalam waktu beberapa jam ke depan. Tetapi anehnya bukannya itu tidak kunjung sembuh. Dan kekuatannya juga tiba-tiba melemah. Aneh sekali!

Apa mungkin ini perbuatan kakaknya? Jika benar pria itu sangat tak pantas hidup. Setelah apa yang telah dilakukannya pada matenya. Dia melakukan ini pada dirinya.

Alfred menyesal meminum minuman yang diserahkan oleh warrior. Pasti ada sesuatu yang diletakkan oleh kakaknya di sana.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan, Alfred?" tanya Iris heran. Tak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan oleh adik iparnya itu.

Berniat membunuh seorang raja? Melawannya secara langsung di depan orang banyak. Itu sama saja dengan mengantarkan nyawa. Bunuh diri secara tidak langsung!

Iris memaki Alfred karena dengan bodohnya melakukan tindakan seperti itu. Tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

"Kau sadar jika dirimu terlihat seperti orang bodoh."

"Dia membunuh mateku." ucap Alfred pelan. Karena kekuatannya yang belum pulih Alfred jadi tidak bisa banyak bergerak. Bergerak sedikit saja seluruh bagian tubuhnya terasa.

Iris terdiam mencerna apa yang baru saja diucapkan Alfred. Gadis itu bahkan sampai mengorek telinganya karena merasa salah dengar. Hansen membunuh mate Alfred? Lelucon macam apa ini?

"Kau tidak sedang bercanda bukan?" tanya Iris tidak percaya. Gadis itu menatap Alfred minta kepastian.

"Aku tidak berbohong. Orang yang kukirim untuk menjaga mateku. Mengatakan jika ada orang suruhan yang mencelakai mateku hingga meninggal." jelas Alfred dengan tangan terkepal. Namun kemudian pria itu meringis, karena mengepalkan tangannya saja. Efeknya dirasakan oleh anggota tubuh yang lain.

Oke, Iris tampak seperti orang bodoh saat ini. Gadis itu tidak mengerti dengan problem yang terjadi di antara kakak beradik itu. Apa jangan-jangan mereka selama ini sebenarnya saling bermusuhan. Namun, berpura-pura untuk bersikap selayaknya kakak beradik yang akur di depan umum?

"Sedikit tidak masuk akal." gumam Iris. Gadis itu duduk di lantai yang kotor dan bersandar pada jeruji besi. "Untuk apa dia melakukan itu semua?"

"Jika benar dia tidak melakukannya. Kenapa dia memberikan hukuman mati? Kau bisa menyimpulkan jika selama ini dia memang ingin membunuhku." gumam Alfred yang masih terdengar jelas oleh Iris. Pria itu bersandar pada dinding dan menengadahkan kepalanya. Kemudian matanya perlahan mulai tertutup. Dia sangat lelah!

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang