Chapter 40: Answer Key Snippet

6K 595 26
                                    

Malamnya Iris menghabiskan waktu dengan bermain kembang api bersama anak-anak di desa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malamnya Iris menghabiskan waktu dengan bermain kembang api bersama anak-anak di desa. Gadis itu benar-benar merasa senang. Berasa kembali ke masa lalu ketika dirinya masih kanak-kanak.

"Queen ini untukmu." Seorang gadis kecil menyerahkan bunga berwarna merah cerah pada Iris. Gadis itu menerimanya dengan senang hati. Lantas membuat gadis kecil itu tersenyum senang.

"Terimakasih, Ilen." ucap Iris mengacak rambut anak kecil itu.

Ilen menganggukkan kepalanya dan kembali ke tempat ayah dan ibunya. Iris tersenyum tipis, tiba-tiba Gadis itu teringat akan orang tuanya.

Iris menunduk melihat bunga yang berada di tangannya. Tangan Gadis itu bergerak memotong tangkai bunga mawar itu. Kemudian menyelipkannya pada telinganya.

Dulu ayahnya yang selalu melakukan ini padanya. Sekarang Iris melakukannya sendiri. Gadis itu mendongak melihat ke atas. Langit yang dipenuhi dengan bintang yang berkedip cantik menyambut penglihatannya.

Ayah, aku merindukanmu. Bisiknya dalam hati.

"Queen!"

Iris menurunkan pandangannya dan melihat Glass yang tersenyum manis ke arahnya. Gadis itu menyerahkan sebuah mahkota yang dirangkai dari bunga.

"Kau... kapan?" tanya Iris kaget. Dia tidak tahu jika Glass membuatkan bunga seperti ini untuknya.

"Bolehkah?" tanya Glass dengan nada berharap. Dia ingin sekali meletakkan bunga ini di atas kepala Iris.

Melihat Iris menganggukan kepalanya dengan senyuman manis. Glass tidak bisa lagi menyembunyikan kesenangannya. Gadis itu memekik senang hingga membuat kedua kakaknya ikut tersenyum dari kejauhan.

Iris sedikit menundukkan tubuhnya. Agar Glass dengan mudah menyimpan mahkota bunga itu di kepalanya.

Suara tepuk tangan bergemuruh ketika mahkota bunga itu selesai ditempatkan di kepalanya. Iris menegakkan tubuhnya dan melihat penduduk desa tersenyum ke arahnya.

"Terimakasih atas pertolonganmu, Queen. Jika bukan karenamu mungkin anak-anak kami tidak akan selamat." ucap kepala desa pada Iris. Pria paruh baya itu begitu menghormati Iris. Meskipun Iris seumuran dengan anaknya sendiri.

"Terimakasih, Queen cantik!" Anak-anak itu berseru secara bersamaan pada Iris. Gadis itu tersentuh hingga matanya berkaca-kaca.

Iris tidak bisa lagi menahan senyumnya. Kedua sudut bibir Gadis itu tertarik membentuk senyuman yang sangat manis. Kemudian Gadis itu berlutut dan merentangkan kedua tangannya.

"Peluk?"

Seakan mengerti anak-anak itu langsung berlari ke arah Iris. Memeluk tubuh gadis itu dengan sangat erat. Ada beberapa dari anak-anak itu yang berbisik pada Iris.

"Sayang, Queen."

"Terimakasih, Queen cantik! Kalo aku dewasa nanti, Queen harus jadi istriku ya."

Iris terkekeh kecil mendengarnya. Gadis itu melepaskan pelukannya menatap mereka dengan tulus.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang