S2 Chapter 29: Memory Manipulation

2.4K 243 4
                                    

"Regil kenapa kau terlihat gelisah?" tanya Iris bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Regil kenapa kau terlihat gelisah?" tanya Iris bingung.

Regil tersenyum kecil. "Aku merasa ada yang sedang memperhatikan kita." Aku dapat dengan jelas merasakan kekuatannya dari jarak yang cukup jauh. Tambah Regil dalam hati.

"Benarkah? Dimana?" tanya Lily takut. Gadis itu bergeser lebih dekat dan memeluk lengan Iris.

Iris telinga celinguk ke sana kemari. Tapi tidak ada hal yang mencurigakan menurutnya. "Mungkin itu hanya perasaanmu saja." ucapnya pada Regil. "Kau membuat Lily takut."

Regil sedikit merasa bersalah melihat Lily. "Maaf, mungkin ini perasaanku saja."

Lily tersenyum manis. "Kau tidak perlu merasa bersalah. Aku memang penakut." Gadis itu kembali pada posisinya. Kemudian Lily berdiri yang membuat keduanya lantas menatap dirinya. "Aku akan ke toilet sebentar."

Iris menganggukan kepalanya dan menatap Lily. "Apakah perlu diantar?"

Lily tertawa malu. "Tidak perlu. Aku bukan anak kecil lagi."

"Baiklah. Aku akan menyusulmu jika kau terlalu lama di toilet."

"Kau berlebihan."

Setelah Lily pergi Regil menatap lama Iris, yang membuat wanita itu menatapnya heran. "Ada apa?" tanya Iris dengan bibir mengunyah makanan. Sungguh tidak ada anggunnya sama sekali pikir Regil. Apa yang disukai oleh rajanya dari wanita ini.

"Apa kau tidak merasakan ada kekuatan yang cukup besar di sekitar kita?"

Sebelum membalas perkataan Regil. Iris sendawa cukup kuat yang membuat Regil menatapnya aneh. "Aku tidak merasakan apapun. Mungkin kau terlalu banyak memikirkan sesuatu. Jadi mempengaruhi istingmu."

Regil baru kali ini melihat sisi lain dari Iris. Ternyata wanita itu tidak memperdulikan pandangan orang lain kepadanya. Ya, selama wanita itu nyaman. Karena mungkin jika pria lain yang melihatnya mereka akan mundur. Pria itu tiba-tiba merasa kasihan pada Hansen.

Apa dirinya harus bersyukur karena melihat sisi lain dari ratu bangsa vampir?

"Apa kau selalu begini?" Bibir Regil gatal untuk bertanya.

Sebelah alis milik Iris terangkat. "Begini?" bingungnya. Menurutnya apa yang diucapkan Regil terdengar ambigu.

"Berbicara sebelum kunyahanmu habis. Sendawa tanpa memperdulikan orang yang berada di hadapanmu."

Iris tertawa mendengar apa yang dikatakan Regil. "Kau berkata seakan baru mengenalku." Setelah beberapa saat, wanita itu menghentikan perkataannya. Kemudian menatap Regil dengan serius. "Apa jangan-jangan kau memang baru mengenalku?"

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang