S2 Chapter 37: Finally

3.2K 248 17
                                    

Fea menari dengan tubuh yang kaku, bahkan kerap kali gadis itu berusaha melonggarkan pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fea menari dengan tubuh yang kaku, bahkan kerap kali gadis itu berusaha melonggarkan pakaiannya. Tetapi tidak pernah berhasil. Ini terlalu ketat pikirnya jengkel.

Yang ada tubuhnya semakin terasa sesak, bahkan sampai terasa sakit di sekujur tubuhnya. Belum lagi paku yang berada di bawah sana, semakin merobek kulit kakinya. Hingga mulai mengeluarkan darah yang mengalir. Tetapi, sepertinya belum banyak orang yang menyadari itu.

Kecuali Iris, karena wanita itu tersenyum begitu lebar sampai menopang dagunya. Terlalu menikmati ekspresi kesakitan yang diperlihatkan oleh Fea. Seandainya aku membawa ponsel aku akan merekam baik-baik peristiwa penting ini pikir Iris gemas.

Kepala Fea berdenyut sangat sakit, sampai membuat dirinya linglung dan buram. Tetapi, gadis itu tetap mempertahankan kesadarannya meskipun rasanya sudah tidak tahan lagi.

Bertahan sebentar lagi, Fea. Kau kuat. Batinnya menguatkan.

Air mata jatuh dari kedua mata Fea. Membasahi kedua pipi gadis itu hingga menetes ke lantai. Yang membuat penonton bertanya-tanya dan heran melihat mengapa gadis itu. Apa terlalu terharu karena hukumannya seringan itu? Atau ada alasan lain?

Ini sangat sakit, perempuan sialan itu. Jika aku berhasil melepaskan ini semua. Aku akan langsung mencekiknya. Batin Fea menggebu-gebu.

Mata gadis itu begitu tajam menatap Iris. Rasanya ingin memberikan rasa sakit yang sama untuk wanita itu. Keringat dingin mulai membasahi area leher Fea, bersamaan dengan tubuhnya yang semakin bergetar.

Kali ini sangat jelas jika kakinya mengeluarkan banyak darah. Karena di lantai ada bercak darah yang berjatuhan menetes dari sandal tari Fea. Orang-orang bertanya-tanya lihat kejadian itu semua.

Fea cukup pintar menahan diri dan mengatur waktu. Sampai gadis itu menyelesaikan tariannya dengan sangat baik meskipun kerap kali kaku dan hampir jatuh. Beberapa orang penonton yang merasa terhibur, bertepuk tangan untuk gadis itu.

Kemudian, Fea undur diri dari tengah aula. Seorang maid membantunya melepaskan ikatan di mulutnya dan sedikit melonggarkan tali pakaiannya.

Gadis itu dengan cepat membuka sendal tarinya dan melepaskan tusuk konde di kepalanya. Sehingga rambutnya tergerai begitu saja. Dia cantik namun sayang sekali, perilakunya membuat orang berpikir panjang untuk menjadikannya pasangan.

Tangan gadis itu bergerak ke belakang tubuhnya. Ternyata, dia juga telah menyembunyikan sebilah pisau tajam di pakaiannya. Gadis itu sudah berencana membunuh Iris setelah hukumannya selesai.

Sebelum orang lain bergerak, Fea lebih dulu melesat kepada Iris dengan kekuatan vampirnya. Tangannya memegang pisau itu dengan sangat kuat. Berencana menusuk tepat di jantung milik Iris. Tentu saja wanita itu akan langsung mati, karena pisau itu memiliki campuran perak.

Beberapa orang yang melihat itu langsung bergerak. Mencoba menghentikan kegilaan yang dilakukan oleh Fea. Tetapi, mereka tidak bisa menggapai gadis itu karena dia sudah lebih dulu mencapai Iris.

"Mati kau, jalang!"

Cleb

*********


Pemakaman yang cukup panjang kini berakhir dengan isak tangis. Diiringi dengan suara petir dan hujan yang cukup deras. Membuat beberapa orang lebih memilih untuk kembali ke rumah mereka.

Tidak bisa berlama-lama di pemakaman. Karena cuacanya saja sangat mendukung untuk mereka meninggalkan tempat peristirahatan terakhir itu.

Kalian sudah bisa menebak siapa yang meninggal? Oh, tentu saja bukan Ratu tercinta kita. Tetapi, pelayan tidak tahu diri yang mati akibat amukan dari sang Raja.

Fea saat itu memang berhasil menusukkan pisau miliknya. Tetapi bukan pada bagian dada Iris, mainkan tangan milik Hansen yang mencoba melindungi ratunya.

Pria itu murka karena Fea berniat melukai istrinya tepat di depan matanya. Tanpa merasa iba sedikitpun, pria itu menghempaskan tubuh Fea hingga menghantam sebuah pilar. Yang membuat gadis itu muntah darah cukup banyak.

Alfred dan Wilson ingin ikut melakukan pembalasan pada gadis itu. Tetapi dilarang oleh Iris, karena wanita itu ingin menonton pertunjukan yang tengah dilakukan oleh suaminya. Dan tentunya dengan mantan calon selirnya sendiri.

"King." Fea menatap wajah Hansen dengan tatapan pedih dan nanar. Sungguh tidak menyangka jika pria itu berani mengangkat tangan untuk melukainya.

Hansen tidak bersuara sama sekali. Pria itu mencekik leher Fea hingga tubuh gadis itu menggantung di udara. Fea mencoba melepaskan tangan Hansen dari lehernya sekuat tenaga. Meskipun tenaganya tidak sebanding, gadis itu tetap berusaha melepaskan diri karena kesadarannya hampir hilang.

Sebelah tangan Hansen yang lainnya, mengeluarkan kuku vampir yang cukup runcing. Tanpa ragu pria itu membolongi dada Fea dan mengambil jantungnya secara paksa. Yang membuat gadis itu menjerit kesakitan.

Sampai akhirnya tidak ada suara lagi, kecuali suara benda Berat jatuh yang tidak lain adalah tubuh Fea yang sudah tidak bernyawa lagi. Gadis itu tampak benar-benar mengenaskan sekali.

Di tambah dengan Hansen yang meremukkan jantung nggak di situ yang berada di tangannya. Cukup menjijikan, bahkan hingga membuat beberapa orang bergidik ngeri. Mereka berjanji tidak akan mau berurusan dengan Iris ataupun Hansen.

Iris bertepuk tangan heboh yang membuat semua orang mengalihkan pandangan kepada wanita itu. "Suamiku keren!" serunya senang. Persis seperti anak kecil, berlari dengan cepat dan langsung lompat ke dalam gendongan Hansen. Yang berhasil membuat Alfred dan Wilson menepuk kening pasrah.

Bukan adikku. Batin Wilson.

Bukan kakak iparku. Batin Alfred.

Regil hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan berharap bisa segera menemui Lily.

*********

Beberapa hari kemudian Diana menyambut hangat kedatangan Iris dan putranya. Tentu saja dengan Hansen yang ingin terus membuntuti istrinya.

Kenapa beberapa hari kemudian? Karena Wilson memilih tinggal beberapa hari di istana. Alasannya cukup membuat orang lain galeng kepala.

"Aku akan menghabiskan makanan yang berada di istana. Setelah itu aku akan pulang."

Pada akhirnya pria itu tidak sanggup menghabiskan semua makanan yang berada di istana. Dan hanya mendapatkan omelan cukup panjang dari Iris.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Iris setelah memeluk tubuh Diana.

Diana tersenyum dan mengusap lengan Iris. "Aku selalu baik. Apalagi kedatanganmu ini sungguh mengejutkanku. Aku tidak sempat menyiapkan jamuan."

"Tidak perlu. Aku hanya memastikan kau baik-baik saja, Bibi. Setelah ini aku akan kembali."

Sorot mata Diana berubah sedih. Jelas sekali wanita itu tidak ingin kehilangan Iris. Mereka baru bertemu, tapi sudah harus berpisah kembali. Jujur Diana merindukan sosok adiknya yang mirip dengan Iris.

Setidaknya dengan keberadaan keponakannya itu, dapat mengobati rasa rindunya kepada sang adik.

"Tidak bisakah kalian lebih lama."

Iris tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Tetapi kemudian senyum wanita itu tiba-tiba terbit. Matanya berbinar menatap Diana. "Aku akan menginap jika Wilson mengambilkan segelas darah nyamuk untukku."

"Hah?"

Seketika Iris tertawa lepas. Karena itu bukan candaan tapi keinginan yang entah berasal dari mana.

*******


Ini kenapa pada ngebet iris supaya hamil?

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang