Chapter 39: Charming Side

5.9K 581 8
                                    

Baik Fei maupun Naufan memandang Iris dengan hati bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik Fei maupun Naufan memandang Iris dengan hati bergetar. Bagaimana tidak terpesona, jika saat ini Iris sedang tertawa lepas bersama anak-anak yang sembuh dari penyakit aneh.

Anak-anak itu sangat senang dengan Iris. Mereka menganggap Gadis itu sebagai penolong mereka. Sebenarnya Iris juga tidak terlalu menyukai anak-anak, namun ketika bersama mereka. Entah kenapa bebannya terasa terangkat.

Dunianya terasa lebih indah dan menyenangkan. Mungkin karena anak-anak belum memiliki dendam dan dosa. Sehingga rasanya tenang sekali bagi Iris berada di tengah-tengah anak-anak itu.

"Cantik ya?"

Fei dan Naufan mengangguk tanpa sadar. Kedua kesatria itu tersenyum manis dengan mata tak teralihkan sedikitpun dari Iris. Mereka juga tidak sadar siapa yang baru saja berbicara.

Glass tertawa dengan menutup mulutnya. Gadis itu kembali melayangkan perkataan. "Bayangkan jika dia adalah istri kalian dan anak-anak itu adalah anak kalian."

Fei dan Naufan mematung dengan imajinasi yang tinggi. Sepertinya kedua pria itu memang benar-benar membayangkan apa yang diperintahkan Glass. Gadis itu tidak bisa menahan tawannya lagi hingga akhirnya pecah.

"Hahaha, aduh! Perutku sakit!" Glass tertawa sambil meringis. Gadis itu memegang perutnya dengan tawa yang masih ada.

Ketika mendapatkan tatapan tajam dari kedua kakaknya. Glass lantas menjulurkan lidahnya mengejek. "Aku adukan pada Queen kalau kalian... Hmmmp."

Belum selesai Glass berbicara, Fei sudah lebih dulu membungkam mulut adiknya itu dengan telapak tangannya. Jika sampai Iris mendengar perkataan adiknya itu. Mau ditaruh di mana wajah mereka.

"Kalian sedang apa?" tanya Iris bingung melihat tingkah laku ketiga kakak beradik itu.

Naufan tersenyum gugup begitu juga dengan Fei. Kedua pria itu sedikit salah tingkah, namun mencoba untuk tetap bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Glass melotot dan mencoba meminta pertolongan Iris.

"Kami hanya sedang menjahilinya." ucap Fei yang masih membekam mulut Glass. Melihat tatapan memelas Glass, Iris lantas melepaskan tangan Fei.

"Kalian tidak boleh seperti itu. Ada batasnya menjahili seseorang." tegur Iris yang menatap keduanya tajam. Fei dan Naufan hanya bisa menggangguk patuh. Keduanya melemparkan tatapan penuh peringatan pada sang adik.

Sedangkan Glass yang bersembunyi di balik tubuh Iris. Menjulurkan lidahnya dengan wajah tengil.

"Maaf, Queen."

Iris terkekeh geli. Sebenarnya Gadis itu tahu apa yang terjadi. Tetapi dia bersikap pura-pura tidak tahu agar kedua ksatrianya itu tidak malu.

Gadis itu sadar betul dengan tatapan memuja yang dilemparkan oleh Fei dan Naufan. Dia sudah terbiasa ketika berada di kantor. Robby malah secara terang-terangan menatapnya seperti itu.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang