Iris Belovante seorang gadis vampir yang memilih tinggal di dunia manusia. Menjadi mata-mata adalah hal yang selama ini dia inginkan. Agen! itulah pekerjaannya saat ini. Dia adalah agen profesional yang telah banyak membantu permasalahan di belakang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hansen bersyukur karena Alfred memiliki insting yang sangat kuat. Pria itu datang ketika mendapatkan firasat jika ada hal buruk yang terjadi pada kakaknya.
Namun, dikarenakan pihak musuh sudah memiliki banyak rencana sebelumnya. Alfred hanya bisa menyelamatkan Hansen dengan membawanya keluar dari ruangan terkutuk itu. Di luar terlalu banyak penjaga dan perangkap yang sulit dilewati.
Yang akhirnya Alfred tumbang setelah mengalahkan beberapa vampir dengan kekuatan tinggi. Hansen menyuruh warriornya yang tersisa untuk membawa adiknya pergi. Sementara dirinya harus mengakhiri permainan gila ini.
Deretan nama yang harus Hansen musnahkan adalah Jonathan Stevenson, Gabriel De Humon dan Conor Stonrel. Merekalah para bangsawan yang berada di balik semua ini. Yang lainnya sudah musnah di tangan Alfred.
Sekarang tinggal dirinya yang harus memusnahkan makhluk yang mencoba untuk menyakiti istrinya. Mereka harus mati di tangannya. Dengan begitu Hansen akan sedikit merasa lega.
Cleb
"Arrgh!"
Seseorang mencoba untuk memanah Hansen tetapi pria itu membalikkan arah anak panah itu dengan mudah. Sehingga sang pemanah menjadi target atas panahnya sendiri. Dia ambruk!
Hansen menatap dingin Jonathan yang tersenyum ke arahnya. Pria itu bertepuk tangan dengan decakan kagum yang penuh makna. Dia datang dari kegelapan yang ada dalam ruangan itu. pria itu berjalan tanpa memperdulikan anak buahnya yang tumbang akibat tertusuk panahnya sendiri.
"Memang tidak salah kau menjadi raja kami, Hansen. Harus kuakui itu! Hanya saja kau terlalu sombong." Pria vampir yang lebih tua 10 tahun dari Hansen itu berjalan pelan ke arah Hansen.
"Cukup baik dengan mengantarkan nyawamu padaku." balas Hansen dingin.
"Ow! Tenang lah King. Kita bisa negosiasi tanpa harus ada pertumbuhan darah." Jelas Jonathan sedikit memberikan senyum mengejek kepada Hansen.
"Kau yang memulainya lebih dulu Jonathan." Hansen mengarahkan kuku runcingnya ke leher Jonathan yang membuat pria itu mendongak. Tangannya terangkat menurunkan tangan Hansen dengan hati-hati.
"Aku mengaku salah, King. Kau tahu aku tidak akan pernah berani melawanmu. Semua ulah Gabriel! Not me."
Cras
"Arrgh!" Jonathan mengerang kesakitan ketika lehernya berdarah akibat cakaran kuku tajam milik Hansen.
Mata pria itu berkilat menatap Jonathan dingin. "Kau memang pandai berakting Jonathan. Kau bertingkah seakan yang paling lemah di antara semuanya. Namun, tindakanmu sangat gesit dalam menjadikan orang lain kambing hitam atas perbuatanmu."
Jonathan menetap Hansen kesal. Pria itu memegang lehernya yang terluka akibat ulah Hansen. Dari belakangnya muncul Gabriel dan Conor. Keduanya datang dengan tatapan membunuh yang ditujukan pada Hansen.