Chapter 19: Dark Story

7.1K 625 4
                                    

Prank

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prank

"Makanan ini terlalu asin. Apa kalian hendak meracuniku, hah!" bentak Selena marah. Para maid menundukkan tubuh mereka takut.

"Maaf! Akan kami ganti dengan yang baru." Maid yang paling tua di antara mereka membereskan piring yang dilemparkan Selena.

Kretek

"Akh!"

Selena menginjak kaki maid itu hingga mengenai pecahan piring. Tangannya mengeluarkan darah dan suara yang memilukan. Selana malah tersenyum sinis dan mendongakkan wajah maid itu.

Ini adalah hal biasa yang terjadi kepada para maid jika Hansen sedang tidak berada di istana. Beberapa perlakuan para selir pada maid memang di luar batas. Memperlakukan mereka bagai hewan!

"Lain kali kau harus bisa membedakan makanan untukku dan untukmu." Selena melepaskan tangannya dari wajah maid itu dengan kasar.

Plak

"Akh!"

Selana memegang pipinya yang baru saja ditampar. Sudut bibirnya sampai terluka dengan wajah menyamping. Menandakan jika tamparan itu begitu keras.

"Itu tidak sebanding dengan apa yang telah kau lakukan padanya." bisik Iris tajam. Gadis itu kemudian beranjak membantu maid itu berdiri.

"Antarkan dia pada tabib!"

"Baik, Queen."

Selena mengepalkan tangannya dengan mata terpejam. Ini pertama kalinya dirinya mendapatkan tamparan dari orang asing.

"Cuih!"

Ludah Selena bercampur dengan darah ketika wanita itu meludah. Ibu jarinya bergerak menghapus darah di sudut bibirnya. "Aku tidak memiliki urusan denganmu."

Iris menjawab tanpa membalikkan tubuhnya. "Sepertinya kau perlu kuingatkan. Aku ratunya dan mereka adalah rakyatku. Jika kau berani melukai mereka, maka sama dengan kau berani melukai seorang ratu." Beberapa maid memendam kekaguman saat Iris mengatakan itu. Mereka merasa dihargai!

"Aku lebih dulu tinggal di sini daripada kau. Jangan merasa sombong hanya kau seorang ratu." bentak Selena marah. Dada wanita itu naik turun dengan wajah pucatnya yang terlihat menakutkan.

Iris berbalik dengan anggun dan lemparkan tatapan mengejek kepada Selena. "Tetap saja posisiku lebih unggul daripada dirimu. Selir!"

"Kau, sialan!" Selena menunjuk wajah Iris menggunakan jari telunjuknya.

"Tidak sopan seorang selir memaki seorang ratu." Iris menepis tangannya kasar. "Kau harus selalu mengingat kedudukanmu."

"Atau perlu aku ingatkan?" tanya Iris sinis.

Selena menggertakan giginya marah. Gadis di hadapannya ini benar-benar menjengkelkan. Pantas saja jarang ada selir yang mau menghadapinya secara langsung.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang