Chapter 16: Concubine Starts To Act

7.5K 664 10
                                    

Alfred dari beberapa hari ini jarang sekali meninggalkan istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfred dari beberapa hari ini jarang sekali meninggalkan istana. Pria itu lebih senang menghabiskan waktu bersama Iris.

Meskipun Gadis itu tidak terlalu suka dengan keberadaannya. Alfred malah merasa sangat terhibur ketika Iris secara terang-terangan mengusirnya.

Namun, Hansen juga sering berada di sekitar Iris. Membuat Gadis itu risih dengan sikap Hansen yang sok perhatian dan sok gentle. Menjengkelkan!

Keberadaan kakak beradik itu sangat meresahkan. Membuat hari tenang Iris terganggu!

Hari ini Hansen sengaja membawa Alfred untuk mengecek wilayah barat. Dia tidak tidak akan tenang membiarkan adiknya itu berkeliaran di samping Iris. Tanpa keberadaan dirinya di istana.

Alfred sempat menolak tetapi Hansen mengancamnya. Akan kembali menugaskan Alfred di wilayah yang cukup jauh dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Dengan berat hati Alfred menuruti keinginan Hansen.

"Apa kau ingin ikut kakak ipar?" tanya Alfred tersenyum manis menatap Iris yang memasang wajah suram.

Gadis itu baru saja dipaksa Hansen untuk mengiringi keberangkatannya. Padahal dirinya baru saja ingin berendam menikmati air hangat. Hansen memang tidak pernah senang jika melihatnya tenang.

"Sekalian saja kau tidak perlu kembali lagi." ketus Iris tajam.

Alfred memegang dadanya dan berpura-pura memasang wajah kecewa. "Kau jahat sekali kakak ipar. Padahal Aku berniat mengajakmu melihat keindahan yang berada di kerajaan ini."

Iris terdiam dan menatap Alfred yang menaik turunkan alisnya. Penawaran yang sangat menggiurkan. Karena sebelumnya Iris tidak pernah diizinkan keluar istana oleh Hansen.

Pria itu sampai memasang warrior tingkat tinggi di sekitar dinding istana untuk memastikan Iris tidak keluar.

"Dia tidak boleh pergi meninggalkan istana." Perkataan Hansen berhasil membuat harapan Iris dan Alfred pupus.

"Kenapa?" kesal Iris melemparkan tatapan sinis pada Hansen. "Kau tidak pernah membiarkanku keluar. Sedangkan kau selalu menghabiskan waktu dengan para selirmu di luar istana."

Hansen menaikkan alisnya dan mendekatkan wajahnya pada Iris. "Kau cemburu?"

Iris mendorong dada Hansen. "Jangan bermimpi! Ini masih siang."

"Biarkan kakak ipar ikut, King. Dia pasti bosan terlalu lama berdiam diri di istana." ucap Alfred meyakinkan Hansen.

"Tidak!" keukeuh Hansen.

Iris mengepalkan tangannya. Jika yang di hadapannya ini bukan Raja sekaligus suaminya Iris sudah memutilasinya sejak lama.

"Jangan berbicara padanya. Dia batu!" sinis Iris dengan aura permusuhan yang kental pada Hansen.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang