S2 Chapter 26: Amnesia

2.9K 254 12
                                    

Hansen merasa tidak yakin memberikan buah delima itu kepada istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hansen merasa tidak yakin memberikan buah delima itu kepada istrinya. Apalagi ini adalah pemberian kakak sepupu Iris. Bukankah mereka baru saja mengenal? Bahkan belum ada pembicaraan akrab di antara mereka.

Kenapa Wilson mau repot-repot lakukan ini semua untuk. Ya, meskipun Iris adalah adik sepupunya tetapi, itu sedikit tidak masuk akal. Karena buah delima merah ini, berada di wilayah penyihir yang sangat jauh dari wilayah mereka. Hampir beda dimensi!

Ada sedikit kecurigaan yang terselip di hati Hansen. Tapi, kecurigaan ini tidak berujung dan tidak memiliki alasan. Jadi, semakin lama Hansen berpikir malah hanya akan membuang waktu. Mungkin ini hanya pikiranku saja pikir Hansen.

Wilson tidak mungkin berniat buruk kepada adik sepupunya. Hansen meyakinkan diri sendiri! Mata pria itu beralih menatap lorong yang sangat panjang. Tetapi kemudian matanya menangkap seorang warrior yang berjalan cepat karena.

Warrior itu membungkuk ketika berada di hadapan Hansen. Wajahnya datar namun menunjukkan sedikit riak ketakutan di matanya. "King, Queen memaksa keluar dari tempat pengistirahatan."

Hansen mengangkat sebuah alisnya. Tetapi, kemudian pria itu menghela nafas panjang, tahu betul dengan sifat istrinya yang selalu mudah bosan. Pasti Iris merasa dirinya terkurung dan merasa seperti orang lemah. Istri cantiknya itu tentu saja tidak akan tinggal diam.

"Aku akan menemuinya." Mata Hansen beralih menatap buah delima yang berada di tangannya. "Yang terpenting saat ini adalah kesembuhan Queen."

Ada sorot yang penuh makna dan tidak dapat dibaca dari mata.

**********

Iris merenggut sebal, wanita itu sangat kesal ketika dirinya diperlakukan seperti orang lumpuh. Padahal tubuhnya sehat, hanya lemas karena kekurangan energi.

Energi Iris akan sedikit lambat untuk pulih. Karena sebelumnya wanita itu terkena goresan beberapa jarum beracun. Inilah akibatnya jika terlalu meremehkan suatu hal. Iris ceroboh saat itu, karena dia pikir jarum itu tidak sampai beracun. Anggap saja dirinya sedang sial!

Suara langkah mendekat membuat Iris langsung menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Dari jarak satu kilometer wanita itu sudah tahu siapa yang sedang berjalan ke arahnya. Aroma maskulin yang familiar semakin membuat Iris mendengus kesal.

"Queen."

Iris tidak berniat menjawab sama sekali. Wanita itu memilih pura-pura tidur, salah siapa yang membuatnya tidak boleh keluar dari kamar ini. Sudah pasti suaminya!

Hansen mengangkat tubuh Iris tiba-tiba, yang membuat istri cantiknya itu memakai kaget karena tindakan suaminya. Hansen memeluk Iris dengan posisi istri cantiknya itu duduk di pangkuannya dan bersandar di tubuhnya.

"Bisakah ketika kau sedang seperti ini, bermanja kepadaku." ucap Hansen menatap mata Iris yang mengeluarkan tatapan permusuhan.

"Tubuhmu saja belum pulih, so kuat." cibir Iris dengan mata Julid. Hansen menaikkan sebelah alisnya dengan senyum tipis yang jenaka.

Regret, In Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang