MHT 24

55K 1.1K 15
                                    

vote komen yg kencengggg pokoknya harus harus!!

———

Pulang sekolah kali ini terasa garing bagi Aksel. Biasanya sang istri selalu menunggu untuk bisa ke parkiran bersamanya. Sedangkan kali ini wanitanya itu sudah hilang lebih dulu.

Kakinya melangkah menghampiri mobilnya yang sedang terparkir. Di sebelahnya masih ada mobil Jeje, beserta Shey yang sedang numpang di mobil sahabatnya itu.

Aksel menghampiri mobil Jeje. Tepatnya ke pintu belakang dan membukanya dari luar. Terpampanglah sang istri yang sedang terkejut menatapnya.

"Masih mau numpang di sini? Ga mau pulang sama mas?" tanyanya.

Shey keluar dari mobil Jeje. "Je, aku pulang dulu." pamitnya. Sedangkan sang sahabat hanya mengangguk kaku. Wanita muda itu berpindah ke mobil suaminya dari pintu sisi kiri yang dibukakan Aksel.

Orang bodoh pun tentu akan mengetahui bahwa Shey sedang marah atau ngambek. Lihat saja dari cara duduknya yang menyerong ke kiri. Kedua tangan terlipat di dada dan wajah melengos berlawanan dengan tempat duduk sang suami.

Aksel yang baru masuk mobil hanya memperhatikan istrinya yang terlihat menggemaskan. Ingin rasanya ia menggigit pipi besar Shey yang menggembung.

Laki-laki itu menyalakan mesin mobilnya dan mulai menjalankan kendaraan itu. Meninggalkan lapangan parkir sekolah yang mulai terlihat sepi.

"So? Lagi marah sama mas nih?" tanya Aksel di tengah perjalanan kala mendapat lampu merahnya.

Shey tidak menjawab. Hanya memalingkan wajahnya semakin menghindari Aksel.

"Hey," Tangan Aksel terulur mencubit pipi istrinya. Wanita kecilnya itu langsung menepis tangannya yang nakal.

"Ja ngan! Sen tuh!" ucap perempuan yang masih mengenakan seragam SMA itu. Menekankan di setiap suku katanya.

Aksel pun mengangguk paham masih dengan senyum. Menjauhkan tangannya dan kembali menjalankan mobil karena lampu sudah menunjukkan nyala hijaunya.

Shey benar-benar marah. Wanita muda itu sama sekali tidak mau menyahuti atau menjawab pertanyaan sang suami. Asyik berdiam dan melipat tangan di dada.

Saat sampai rumah pun begitu. Istri Aksel itu langsung turun dan masuk rumah dengan kaki menghentak-hentak. Menunjukkan kemarahannya. Aksel melangkah di belakang membuntuti istrinya memasuki rumah mereka.

Shey langsung menuju kamar dan menutup pintunya. Tak lama pintu kembali terbuka karena sang suami yang setia mengikuti istrinya.

Tanpa malu atau mengindahkan keberadaan Aksel di sana, Shey melepas begitu saja seragamnya di depan sang suami. Wanita muda itu berkeliaran di kamar dengan hanya mengenakan bra dan celana dalam.

Seperti dengan sengaja, istri Aksel itu mengulur-ulur waktu memakai pakaiannya. Mengacuhkan suaminya yang sampai menitikkan liur memperhatikan bagaimana pantat gempalnya itu bergerak-gerak ke kanan dan kiri.

Shey menunduk membuka lemari dan menarik pakaian santainya. Mengenakan kain itu dalam beberapa detik.

Mata Aksel hanya mengikuti istrinya yang naik dan merebahkan diri di atas kasur. Laki-laki itu mengangkat pantatnya dari pinggiran ranjang menuju lemari pakaian. Melepas kemeja dan celana panjangnya untuk diganti dengan celana pendek. Tanpa memakai atasan.

"Sayang..." panggil Aksel saat dia sudah berbaring di sebelah Shey.

"Jangan ngambek sama mas dong."

"Apa sih! Jangan deket-deket deh." Shey menepis tangan sang suami yang berusaha mendekat ingin memeluknya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang