MHT 31

47.8K 920 25
                                    

⚠️🚫‼️ MATURE TAPI BUKAN YG ITU ‼️🚫⚠️

KATA-KATA FRONTAL ‼️‼️‼️‼️

———

Pagi pertama di rumah nenek kakek Aksel setelah kedatangan mereka kemarin siang. Juga setelah percintaan panas di atas ranjang semalam yanh dilakukan sampai pukul tiga pagi tadi. Shey yang meminta berhenti tentu saja.

Pasangan suami-istri itu sudah mandi. Tak lupa mencuci rambut untuk mensucikan diri. Kini keduanya sudah berada di luar kamar.

Shey membantu nenek memasak begitu sampai di dapur. Sedangkan Aksel turut membantu. Membantu kakeknya menghabiskan waktu menunggu dengan bermain catur.

"Pagi-pagi rambutnya udah pada basah, abis ngapain nih?" goda nenek pada kedua cucunya. Shey hanya menunduk dan tersenyum enggan menjawab.

"Biasa, nek. Berantem di ranjang. Tusuk-tusukkan." jawab Aksel. Membuat Shey melotot mendengar jawaban sang suami. Wanita muda itu tidak percaya dengan Aksel yang menjawab dengan begitu jujurnya.

Nenek dan kakek tertawa serempak.

Sarapan duet antara Shey dan nenek Aksel pun jadi. Dihidangkan di atas meja bersamaan dengan duduknya mereka di sebelah suami masing-masing.

Shey melayani sang suami dengan mengambilkan nasi juga lauk untuk Aksel dan menghidangkan di hadapan laki-laki tersayangnya itu. Baru kemudian mengambil untuk dirinya sendiri.

"Masakan istri mas enak banget sih." puji Aksel saat mencecap tumis brokoli dari sendoknya. Laki-laki itu tahu betul makanan yang tengah dimakannya ini merupakan masakan sang istri. Karena Shey pernah membuatkan untuk dirinya.

"Istri kamu emang pinter masak. Tadi aja bantuin nenek malah dia yang lebih jago." Pujian nenek membuat Shey semakin memerah malu. Pipinya merona.

Sarapan pagi dua generasi yang berbeda itu selesai. Keempatnya berkumpul di ruang tamu untuk bersiap-siap ke luar. Kakek akan memanen ikannya di kolam, karena Shey merengek ingin ikut Aksel dan sang nenek pun mau menemani. Jadilah mereka akan meninggalkan rumah.

Aksel berjalan dengan menggandeng tangan sang istri. Keduanya melangkah agak di belakang sedangkan nenek dan kakek memimpin di depan. Penyebab lambatnya langkah Aksel dan Shey adalah karena istri laki-laki itu beberapa kali berhenti untuk melihat hal yang belum pernah ia tengok sebelumnya.

"Mas liat! Ada bebek mas!" seru Shey. Terpesona dengan pemandangan bebek yang berbaris dan berjalan bersamaan mengikuti tongkat sang pemilik.

"Mau bebek?'"

Shey mengangguk-angguk. "Mau yang udah digoreng. Ga mau yang masih hidup gitu, nanti ee." Jawaban wanita muda itu membuat suaminya tertawa.

Keempatnya sampai di petak kolam berukuran besar milik kakek. Mereka berhenti di pinggir kolam ikan itu untuk memakai sepatu boot. Hanya Shey dan nenek yang tidak memakainya karena dua perempuan itu hanya akan menunggu di pinggir kolam.

"Mas Aksel semangat ya! Cari ikan yang banyak!!" teriak Shey menyemangati sang suami.

Aksel yang sudah nyemplung mengacungkan jempolnya. "Siap, sayang." jawabnya.

Laki-laki dan sang kakek berkolaborasi untuk menangkap ikan di kolam. Walaupun tinggi air kolam hanya mencapai setengah betis Aksel, lumayan sulit untuk mendapat bahkan seekor ikan pun. Karena gerakannya yang teramat gesit untuk menghindar.

Shey yang memperhatikan dari pinggir kolam berkonsentrasi penuh menatap sang suami. Berdoa semoga Aksel dapat menangkap banyak ikan. Amin amin amin.

"Yahhh..." desah kecewa Shey saat suaminya tidak mampu memegang ikan besar itu dengan tangkapannya. Malah Aksel dipagut oleh ikan itu hingga menimbulkan luka di tangan sang laki-laki.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang