MHT 52

31.2K 650 9
                                    

vote komen

———

Inilah buntut dari hujan-hujanan tadi sore.

Aksel menggigil kedinginan tetapi badan laki-laki itu panas. Bebal sih, sudah diingat sang istri agar berhenti bermain hujan malah tidak mau. Ya inilah akibatnya jika tidak menurut.

Sedangkan Shey, wanita muda itu lebih kuat. Shey tidak merasa menggigil atau kening panas seperti sang suami. Hanya hidungnya terasa tersumbat. Mungkin karena dua kali rambutnya terguyur air.

Pasangan suami-istri itu kini sedang berada di atas kasur. Dengan posisi Aksel lebih rendah dari sang istri dan memeluk wanita kecilnya itu. Shey membalas pelukan suaminya sembari mengusap-usap rambut Aksel dan sesekali membelai wajah hangat laki-laki itu.

"Mau makan mas? Aku buatin bubur ya. Mau?"

Aksel menggeleng. Laki-laki itu malah membenamkan wajahnya di dada sang istri yang sudah lebih menonjol. Menghirup dalam aroma wangi dari pakaian dan tubuh Shey.

"Atau mau dibeliin bakso aja? Biar tubuhnya anget."

"Ga usah, sayang. Mas cuma sakit dikit ini. Ga perlu kamu repot-repot buat bubur atau beli bakso ke luar. Di sini aja angetin mas pake tubuh kamu."

Baiklah. Shey menghela nafas kemudian mengeratkan pelukannya kepada sang suami. Wanita muda itu menarik selimut agar menutupi tubuh Aksel sampai leher.

Aksel menarik tangan sang istri dan menggenggamnya. Mengecup punggung tangan Shey dengan penuh kasih sayang. Wanita muda itu bisa merasakan hangat dari tubuh guru geografinya.

"Istri mas kecil banget sih." ucap Aksel dengan senyum menatap wanita di hadapannya. Laki-laki itu menepuk-nepuk punggung Shey yang membuatnya berpikir demikian.

"Suami aku besar banget sih." balas Shey tak mau kalah.

"Apanya yang besar?" tanya Aksel memancing semi menggoda.

"TUBUHNYAAA!!!"

Gelak tawa dari guru geografi itu bergema saat mendengar jawaban penuh tekanan oleh sang istri.

"Besok ga usah ke sekolah aja ya. Nanti aku kasih tau Jeje biar dikasih tau ke pak Jamal kalo mas lagi sakit." Shey berucap sembari mengusap wajah tampan Aksel yang sedang mendongak menatapnya.

Laki-laki itu mengangguk. "Tapi kalo besok kamu mau berangkat, berangkat aja. Mas bisa kok sendiri di rumah. Nanti biar mas minta tolong kakak kamu buat anterin atau mas pesenin taksi."

Shey menggeleng cepat. "Aku mau rawat suami aku aja. Masa mas lagi sakit malah ditinggal sendiri. Kan kasian kalo ada apa-apa ga ada yang bantu."

"Yakin?"

"Yakin dong. Seribu persen yakin banget. Hih, masa nanya gitu."

Aksel terkekeh pelan. "Makasih ya istri mas yang cantik." puji laki-laki itu tulus sembari mendaratkan kecupan di hidung Shey. Wanita muda itu hanya terkikik dan mengangguk.

Keesokan paginya, Shey sedang sibuk membuat sarapan untuk sang suami. Karena Aksel sedang sakit, jadilah makanan berkuah hangat menjadi pilihan. Berkat tutorial dari aplikasi berbagi video membuatnya bisa menyelesaikan makanan itu.

Aksel menuruni tangga dengan langkah lunglainya menghampiri Shey. Laki-laki itu memeluk wanitanya yang sedang sibuk mengaduk sesuatu. Aksel memeluk Shey dari belakang dengan meletakkan dagu di bahu siswi SMA itu.

Refleks Shey menoleh saat merasakan sesuatu di perutnya. Wanita muda itu membelai rahang dan pipi sang suami.

"Udah turun panasnya tapi masih lumayan anget."

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang