MHT 51

29.6K 636 14
                                    

vote komen dungg!!! mau ada dua pertanyaan. aku bingung nih, mau up setiap hari atau selang-seling aja, soalnya takut pada bosen kalo keseringan😔

pertanyaan keduanya, menurut perkiraan aku ahaha part di book ini nantinya akan lebih panjang. lebih banyak gitu lah pokoknya. nah aku kepikiran buat nambahin jumlah PDF nya jadi 4 PDF. gimana menurut kalian?

tolong jawab yaa biar othor ada pencerahan💡

YUKK BACAAA
———

"Besar banget bajunya." gumam Shey yang berkaca di depan cermin membentangkan kostum yang sedang dipakainya.

"Kenapa?" tanya Aksel yang baru datang. Laki-laki itu baru mengganti pakaiannya dengan jersey basket miliknya. Berwarna merah dengan nomor 29.

"Kegedean ga sih mas?" tanya Shey sekaligus menjawab pertanyaan sang suami. Wanita muda itu berbalik menunjukkan pakaiannya.

Aksel mengangguk. "Kebesaran dikit. Tapi cocok kok buat kamu."

Shey mengerucutkan bibir. "Mas Aksel sih badannya besar. Jadi jersey udah lama aja ukurannya tetap besar di badan aku." ucapnya kembali menghadap cermin.

Sang suami terkekeh kecil. Aksel menundukkan dirinya hingga dagu guru geografi itu berada di bahu sang murid. Tangan kanannya yang merangkul bahu Shey merambat mencubit pipi istrinya itu.

"Kamu aja yang terlalu kecil, sayang. Yuk mulai sekarang aja, mumpung udah ga panas."

Keduanya keluar menuju lapangan sederhana yang ada di depan kanan rumah. Jika dilihat dari luar atau baru datang ke kediaman pasangan itu, hanya akan terlihat jaring kawat dan tembok tidak niat yang menutupi lapangan itu. Sedangkan untuk mengaksesnya sendiri, hanya bisa lewat dalam rumah. Melalui pintu yang ada di samping ruang tengah.

Semoga kalian bisa mengerti dan memahami.

Aksel bersiap di tengah lapangan bersama bola basketnya. Shey duduk di teras menyemangati sang suami.

"Mas main dulu ya. Kalo udah baru kamu mas ajarin." Shey mengangguk-angguk mengacungkan jempolnya.

Suami siswi SMA itu mulai beraksi. Aksel mendribble bola yang dipegangnya. Mata laki-laki itu terfokus pada keranjang jaring di atas sana.

Di pinggir lapangan, sebagai pendukung, Shey bersorak menyemangati. Mengepalkan tangannya dan menyuarakan yel-yel penyemangat mas suami.

"Mas Aksel ganteng! Mas Aksel ganteng! Ayo ayo!! Semangat semangat!! Suami akuuuu semangat yang banyak yaa!!" Shey menempatkan kedua tangannya di samping mulut seperti toa.

Aksel yang sedang asyik mengolah bola itu tersenyum kemudian mengangguk. Seolah ada musuh tak kasat mata di depannya, laki-laki itu menunjukkan beberapa teknik keren yang membuat Shey semakin berteriak histeris.

"YA AMPUN SUAMIIII!!"

Teriakan wanita muda itu semakin nyaring saat Aksel berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Dengan mudahnya dan tanpa beban dilakukan laki-laki itu. Bahkan di akhir, Aksel menyempatkan pull-up di besi ring basket.

Walaupun hanya pertandingan melawan dirinya sendiri, guru geografi itu sudah berhasil membuat istrinya kebakaran jenggot. Sampai-sampai Shey heboh sendiri menyorakinya. Cukup membuat Aksel mengulum senyum dan berbangga hati.

Istri laki-laki itu berlari menghampiri suaminya. Dengan membawa minum untuk Aksel teguk.

"Mas Aksel keren banget!! Aku sampe mangap liatnya. Keren banget, ih, suami aku."

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang