MHT 22

67.6K 1.2K 19
                                    

sepesial dobleh up

besok kalian libur ga sii??

btw ada yg pernah beli cardigan online? spill dunk tokonya👉 mau beli jugaaaa

———

Tangan Aksel terulur memijat pelipis sang istri yang duduk di sebelahnya. Beberapa kali ia menoleh khawatir ke arah Shey. Wanitanya itu memejamkan mata sepanjang perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah, Aksel langsung menggendong Shey masuk ke dalam dan ke kamar mereka. Membaringkan istrinya dan menyelimuti tubuh lemas itu.

Aksel mengambil pakaian ganti agar Shey lebih nyaman dalam tidurnya. Hanya dalam hitungan detik istrinya sudah berganti menjadi pakaian rumahan.

Shey meringkuk dalam tidurnya. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Tiba-tiba tubuhnya terasa dingin menggigil. Padahal tadi ia kepanasan. Suasana di luar juga masih terang bersinar.

"Mas keluar bentar ya," pamit Aksel. Shey mengangguk sekilas tanpa membuka kelopak matanya.

Aksel menyiapkan air hangat dalan baskom untuk mengompres sang istri. Ada obat juga minyak angin semuanya ia ambil. Yang sekiranya bisa menolong Shey dari sakitnya. Laki-laki itu sungguh khawatir.

Shey merubah posisinya menjadi telentang. Membiarkan Aksel mengompresnya setelah laki-laki itu menyuapkan obat. Rasa pening dan menggigil pada tubuhnya benar-benar mengganggu. Tidak nyaman sekali.

"Sayang? Mas panggil dokter ya. Buat periksa kamu." ucap Aksel. Laki-laki itu setia berada di sebelah sang istri menggenggam tangan Shey.

Istrinya itu menggeleng. "Aku cuma pusing dikit, mas. Sama menggigil. Paling cuma panas biasa."

"Yakin? Mas takut kamu kenapa-kenapa, sayang."

Shey mengangguk yakin. "Kalo lagi sakit aku selalu gini. Selalu menggigil dan pusing tapi cuma panas biasa."

Baiklah. Aksel memilih menghilang sedikit rasa khawatir dan tidak percayanya. Tangannya secara teratur mengusap-usap kepala Shey. Bahkan pakaian gurunya belum diganti.

Mata Shey hanya bisa terpejam. Kelopak matanya terasa panas tetapi bawah tubuhnya dingin. Wanita muda itu menarik tangan sang suami dan memeluknya.

"Mas Aksel," panggilnya.

"Hm? Mau diambilin sesuatu?"

Shey menggeleng. "Mau peluk mas Aksel. Tubuh aku rasanya dingin banget."

"Boleh, sayang. Tapi mas ganti baju dulu ya, biar sama-sama nyaman."

Wanita muda yang sedang ia ajak bicara itu mengangguk. Lalu kembali berucap, "Kalo aku yang lagi sakit trus peluk mas sakitnya ga akan pindah ke mas kan? Nanti mas Aksel malah ikut-ikutan sakit. Aku engga mau."

Aksel tertawa kecil mendengar ucapan polos sang istri. "Engga, sayang. Sakitnya ga akan pindah. Mungkin sakit di tubuh kamu justru akan sembuh karena dipeluk mas." jawabnya.

Laki-laki itu menuju pojok ruangan untuk mengambil pakaian ganti. Melepas baju yang melekat di tubuhnya kemudian mengganti dengan yang baru. Setelah siap, barulah Aksel menghampiri sang istri di atas tempat tidur. Memasang tubuhnya agar dipeluk Shey. Wanita kecilnya itu langsung menghambur memeluknya erat. Bahkan kain yang berada di kening Shey sampai terjatuh.

Dengan penuh kasih sayangnya Aksel mengusap lembut punggung sampai rambut istrinya. Sesekali ia juga mengecup pipi Shey yang terasa hangat.

"Istri mas sakitnya jangan lama-lama, ya." ucapnya. Tetapi tidak ada jawaban dari manusia yang diajak bicara karena Shey sudah memejamkan mata.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang