vote komen yaa
———
Acara malam lebih pada pendekatan hubungan antar siswa-siswi dalam satu kelas. Mereka diminta berkumpul mengelilingi api unggun yang sudah dinyalakan masing-masing. Dengan didampingi wali kelas tentu saja.
Sebagian siswa-siswi itu menyantap makanan yang sudah dibuat mereka. Seperti sosis dan jagung bakar, mie instan cup dan sejenisnya. Makanan cepat buat yang lumayan bisa mengganjal lapar sebelum tidur.
"Pak Aksel, makan pak." sapa seorang siswi mengacungkan gelas dengan gambar mie di luarnya.
Aksel mengangguk. "Iya, makasih. Kamu duluan aja."
Laki-laki itu masih betah duduk di sebelah sang istri. Lutut guru geografi itu menimpa lutut sang istri. Tangan Aksel gatal ingin memeluk Shey, tetapi wanita muda itu sedikit memberi jarak untuknya.
"Jangan terlalu deket-deket, ih." bisik Shey menggerutu.
"Kenapa? Ga sayang lagi sama mas?"
"Bukan gituuu, tapi nanti pada liat. Aku males ribut tau mas."
Aksel mengangguk paham. Tidak terlalu mendekat atau menjauh sebab istrinya hanya menyuruh untuk tidak terlalu dekat-dekat. Jadi untuk posisinya saat ini boleh dong? Hahaha.
Satu per satu anggota kelas mulai berkumpul membentuk lingkaran. Salah satu diantara mereka membawa botol kosong yang akan digunakan sebagai bahan permainan.
"Main truth or dare yuk." ajak cowo bernama Alan itu.
Teman-temannya yang lain mengangguk setuju. Begitupun dengan Aksel yang sempat bingung akan meramaikan suasana dengan cara apa.
Alan sebagai pemilik botol memutar pertama. Teman-teman sekelasnya juga sang guru memperhatikan dengan perasaan berdebar. Takut ujung botol itu menunjuk ke arah mereka.
Perlahan gerak botol mulai menunjukkan pelemahan. Gerakannya tak sekencang saat baru diputar. Hingga moncong botol dengan tutup itu menunjuk pada satu orang. Aksel.
"Waduh, bapak yang kena." ucap seorang siswa. Tawa siswa-siswi menggema melihat Aksel yang tersenyum paksa.
"Milih apa, pak? Truth or dare?"
"Dare." Tanpa berpikir panjang Aksel menjawab pertanyaan anak buahnya.
"Oke, dare nya bilang 'sayang' sama orang yang ada di sebelah bapak."
Semua mata kontan menoleh pada sosok yang ada di sebelah Aksel. Tepatnya di sebelah kanan laki-laki itu, sebab di sebelah kirinya hanya ada tumpukan kardus minuman dan makanan instan.
Mata Shey membulat saat perhatian seluruh teman-teman sekelasnya tertuju padanya. Perempuan itu menoleh melihat mas suami yang sudah mengulum senyum tipis.
"Saya sayang kamu." ucap Aksel disambut riuh tepuk tangan dan teriakan-teriakan yang menggoda guru mereka itu. Ucapan Aksel ini tidak hanya sekedar penggugur tantangan, melainkan benar-benar sesuai perasaannya.
Sang wanita tidak tau harus merespon bagaimana. Shey hanya tersenyum kaku dan mengangguk. Mencoba menahan dirinya sebab keadaan masih ramai.
Botol kembali berputar. Kali ini berhenti menunjuk salah satu siswi. Siswi itu langsung pura-pura terkejut dan tertawa dengan tangan di depan mulut.
"Saya pilih truth." ucap siswi bernama Alicia dengan tatapan penuh harap ke arah sang guru. Padahal dirinya belum ditanya mau memilih apa.
"Suruh jujur sama orang yang disuka, pak!" celetuk murid laki-laki kala Aksel terlihat bingung akan memberikan pertanyaan atau perintah apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND TEACHER
Romance⚠️21+ MATURE CONTENT AGE GAP STORY ⚠️ ❝Bekas bibir kamu manis. Rasanya saya seperti sedang berciuman langsung❞ ❝Kamu mau dicium saya?❞ ❝Ehm, kamu telanjang dada juga? Sama seperti saya?❞ ❝Olahraga sama mas ga akan sakit-sakit. Kamu tinggal diem nant...