MHT 78

23.7K 501 15
                                    

vote komen nya jangan lupa oyyy!

: kok bisa thor up jam segini? kemarin aja telat.
: udah disemangatin lop jon jon jadi bisa ngetik banyak kayak cintaku padanya muah💋💖

oh iya, aku bacain loh komentar di part sebelumnya. hihi tengkyuu yang udah duku g dan terus semangatin xixi. yg selalu excited juga tengkyuu ya loveee💗💋💖😚

ENJOYYYY!!!!

———

Malam hari datang. Maksudnya lebih malam.

Kamar utama diisi Jeje dan Shey. Sedangkan kamar yang lain dihuni Jamal dan Aksel.

Alangkah baiknya jika kita menuju kamar yang aman, tentram, bahagia. Yaitu kamar utama. Tempat dua sahabat sejati.

"Aku punya masker wajah, Je. Kemarin dibeliin mas. Mau maskeran ga?" tanya Shey yang sedang mengubek-ubek lemari mencari selimut.

Jeje di atas kasur mengangguk. Bertanya kepada temannya di mana tempat Shey menyimpan masker itu. Dan menyiapkannya sembari menunggu sahabatnya usai dengan urusan yang dilakukan Shey.

Teman sebangku yang sudah lama tidak melakukan kegiatan tidur bersama atau saling menginap ini, siap di tempat tidur. Dengan memakai bando untuk menghalangi rambut jatuh ke wajah, keduanya mengoleskan masker berwarna merah muda hadiah dari mas Aksel.

Sederhana saja alasan laki-laki itu memberikan hadiah masker wajah pink untuk Shey. Sebab tokoh utama tontonan perempuan itu memiliki rambut pink yang cantik, jadi menurut Aksel, Shey pasti menyukainya.

Sebenarnya walau tidak berwarna merah muda asal yang membelikan mas suami tersayang pasti Shey akan sangat menyukainya.

Wajah Shey dan Jeje sudah terbalut masker. Keduanya berbaring sembari menunggu sampai benda lembek di wajah itu kering dan siap dibersihkan.

"Je, sebenernya kamu sama pak Jamal tuh hubungannya gimana sih? Jalan iya, musuhan juga iya, tapi kadang akur banget. Aku yang temen kamu aja bingung."

"Ya gue sama pak Jamal cuma kayak lo sama pak Aksel waktu di sekolah. Murid dan guru, ga lebih dari itu."

Ekspresi tidak percaya ditampilkan Shey. Tatapannya menyelidik mencari kebohongan dari ucapan sang sahabat. Tetapi nihil. Jeje tampak meyakinkan seperti biasa.

"Ga ada murid sama guru yang jalan rajin, kencan rajin, berdua-duaan rajin. Murid sama guru itu rajinnya belajar, Je." Shey masih betah dengan pendapatnya yang mengatakan sang sahabat dan sang guru sosiologi memilih hubungan khusus.

"Aduh, ngeyel banget sih istri guru satu ini. Dibilang gue cuma kayak gitu hubungannya sama pak Jamal. Ga lebih ga kurang. Titik." Jeje yang dituduh juga masih betah menolak.

Shey menghela napas.

"Yaudah kamu sekarang lagi naksir siapa? Bang Sandy? Atau masih kak Samuel? Mungkin Jepri yang kata kamu ganteng?" ucap perempuan itu mengabsen satu per satu nama yang pernah disukai Jessica.

Tetapi pujaan hati Jamal itu menggeleng. "Ga ada, bukan mereka."

"Trus siapa?" Dalam hatinya Shey menyebutkan nama Jamal. Sebagai tebakan sosok yang disukai Jeje.

"Itu bapaknya bocah rambut pink yang lo tunjukin gue. Setelah gue pikir-pikir dia ganteng juga walau udah punya istri."

Senyum manis selebar bahu jalan oleh Shey luntur seketika. Bibirnya langsung turun membentuk huruf U terbalik. Seperti cermin dari senyum lebarnya tadi.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang