MHT 66

26.2K 512 4
                                    

vote komen yg banyak dongg biar othor bahagia selalu anjayy waktu liat komen kalian.

selalu othor baca kok komennya hahaha lucu deh

ENJOY!!!

——

Sekolah kembali sibuk. Murid berkeliaran dan berteriak seolah lupa bahwa beberapa hari lalu mereka masih bersantai-santai di rumah atau bahkan berlibur.

Setelah satu Minggu tanpa pelajaran, alias hanya mondar-mandir tidak jelas dan perkenalan lingkungan sekolah untuk para murid baru. Kini Minggu kedua semester baru resmi dimulai.

Murid sibuk belajar di kelas. Diajar guru yang bergonta-ganti setiap beberapa jam atau mungkin setiap jam. Membosankan dan melelahkan memang tetapi demi masa depan harus dilakukan.

Ngomong-ngomong soal masa depan. Pas banget nih lagi ada yang ngobrol sama temennya bahas masa depan. Lebih tepatnya merencanakan dan mempersiapkan diri untuk hari ke depannya.

Sosok itu adalah Shey. Yang sedang duduk dengan seorang laki-laki, teman sekelas wanita muda itu yang karib dipanggil Roy. Roy adalah si pintar dari kelas mereka. Keahliannya dalam bidang matematika membuat cowo itu digandrungi kaum hawa. Bahkan tak jarang ada yang minta diajari secara langsung dan privat oleh Roy.

Contohnya seperti Shey sekarang ini.

"Roy, kok bisa hasilnya kayak gini? Caranya gimana?" Wanita muda itu menunjuk hasil akhir soal yang baru dibahas guru matematika barusan.

"Oh yang ini. Jadi ini tuh..." Dan Roy pun menjelaskan sesuai pengetahuan yang ia ketahui. Shey berdecak kagum kepada teman sekelasnya itu. Roy berbeda dengan kebanyakan laki-laki yang membenci matematika. Cowo itu justru jatuh cinta dengan rumus dan teman-temannya.

Untung saja, tiga jam terakhir tidak ada pelajaran. Sebab guru yang mengajar sedang tidak enak badan. Tidak adanya tugas yang diberikan pun membuat siswa-siswi girang menghabiskan waktu luang.

Satu jam tanpa guru sudah terlewat. Bunyi bel pergantian jam terdengar. Lorong di depan kelas Shey mulai ramai dengan langkah kaki yang lalu lalang. Tanpa sengaja, wanita muda itu mengangkat kepala dan melihat ke arah pintu.

Tepat sekali, saat Shey mengangkat kepala, seseorang melintas. Sosok itu sempat bertabrakan mata dengannya. Mata dengan tatapan datar membuat Shey membulat.

"Mas Aksel." gumamnya.

Wanita muda itu menengok ke sebelah. Roy masih duduk di sebelahnya. Bisa dipastikan Aksel melihatnya dengan cowo penyuka matematika ini. Mati Shey!

"Roy, belajarnya lanjutin nanti aja ya. Perut aku tiba-tiba mules, makasih banyak ya udah mau ajarin aku." Shey melesat tanpa mendengar sepatah kata pun dari Roy. Teman sekelasnya itu tentu mengerutkan kening melihat betapa anehnya Shey.

Istri Aksel itu berjalan menyusuri lorong dengan kepala yang sesekali menengok ke belakang dan sekitar. Langkahnya mengendap-endap sampai berhenti di depan pintu ruangan sang suami. Shey celingukan sebelum memutar gagang pintu kayu itu dan mendorongnya.

Kedatangan seseorang di ruangannya membuat Aksel mendongak. Tatapannya tetap datar walaupun melihat yang hadir adalah istri tercintanya. Padahal biasanya laki-laki itu akan tersenyum sampai telinga dan menyambut Shey.

Siswi SMA itu menutup pintu sebelum melangkah ke arah sang suami dengan menunduk. Shey memainkan jari-jari tangannya yang bertaut. Seperti sedang berada di ruang sidang yang mencekam.

"Mas Aksel," lirihnya.

"Hm?"

Tanpa menjawab, Shey menghambur ke dalam pelukan sang suami. Menempelkan pipinya pada pipi Aksel seperti membujuk dengan kontak fisik. Agar laki-laki itu tidak terlalu marah.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang