MHT 18

60.2K 1.3K 3
                                    

votmen yaa oke

———

Sedikit cerita. Tadi sepanjang pelajaran, Aksel tidak henti-hentinya menggoda sang istri. Terlihat laki-laki itu mengeluarkan sapu tangan miliknya kemudian mengendus rakus kain itu. Seperti sengaja menunjukkan kepada Shey bahwa suaminya itu sangat menyukai aroma yang tadi disimpannya. Shey bergidik ngeri menatap sang suami yang sampai memejamkan mata. Meresapi kegiatannya.

Shey pulang sekolah bersama Aksel. Tentu saja, karena mereka serumah. Jika kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa Shey masuk ke mobil sang guru tanpa menimbulkan kecurigaan siswa atau manusia lain?

Well, ia sudah menyuruh Jeje untuk parkir bersebelahan dengan mobil Aksel. Jadi orang-orang akan berpikir Shey pulang dengan nebeng sahabatnya itu, padahal diam-diam Shey masuk ke mobil suaminya dan tiduran di kursi belakang.

Pintu depan mobil tepatnya yang berada di sebelah kursi kemudi terbuka. Dibuka dari luar. Membuat Shey mengangkat kepalanya yang sedang merebah dengan bermain ponsel.

"Udah nunggu lama?" tanya Aksel mendudukkan diri di kursinya. Laki-laki itu memakai sabuk pengaman.

Shey menjawab dengan gelengan. "Tadi aku sama Jeje beli minum dulu. Trus baru ke sini." jelasnya.

Aksel mengangguk-angguk paham. "Mau tetep di belakang?" tanyanya. Bukan bermaksud menyindir, maksudnya jika sang istri tidak ingin pindah ia akan segera menjalankan mobilnya.

"Mau di depan sama mas aja." Shey berpindah ke tempat duduk di sebelah suaminya melalui space kecil yang berada tengah-tengah dua kursi di depan itu.

Setelah Shey memakai sabuk pengamannya, Aksel izin untuk menjalankan kendaraannya. Kini mobil yang ditumpangi pasangan itu melaju bersama dengan kendaraan lain.

"Mas udah makan siang?" tanya Shey memecah keheningan. Wanita muda itu memiringkan kepala menatap sang suami.

"Udah, sayang. Tadi dapet nasi kotak dari bu Prita yang lagi syukuran. Istri mas udah makan?" Aksel ganti bertanya kepada sang istri. Mendapat anggukan kepala Shey sebagai jawaban.

"Udah juga dong. Aku tadi ditraktir Jeje bakso. Tapi baksonya kepedesan karena aku numpahin sambel kebanyakan." cerita Shey menjelaskan apa yang dilaluinya siang ini.

"Sakit ga perutnya?" tanya Aksel khawatir.

Shey menggeleng. "Cuma tadi panas dikit."

Aksel mengangguk paham. Tangannya terulur mengusap-usap perut sang istri. "Biar ga panas lagi perutnya." ucapnya sebagai penjelasan sebelum sang istri bertanya.

Istrinya hanya tersenyum. Shey mengalihkan pandangan dan membiarkan Aksel mengusapi perutnya. Tidak masalah karena ia suka. Wanita muda itu menatap ke luar jendela.

Asyik melihat pemandangan di luar mobil yang seperti memanjakan matanya membuat Shey mengantuk. Kelopak matanya seperti ditarik turun agar tertutup. Istri Aksel itu menyandarkan kepalanya ke jendela.

"Tidur aja, sayang. Nanti mas bangunin." ucap Aksel menyadari sang istri menutup mulut karena menguap.

Shey menatap sang suami seperti bertanya; benarkah boleh? Aksel mengangguk meyakinkan. Laki-laki itu memberikan bantal kecil sebagai alas tidur sang istri.

Mata Shey menutup setelah mencari posisi ternyamannya. Wanita muda itu terlelap dengan mudahnya. Berkat bantuan air conditioner dan usapan di kepalanya dari tangan besar Aksel. Meninabobokannya.

Mobil yang dikendarai Aksel tiba-tiba saja sampai di rumah. Asyik memandangi wajah sang istri yang sedang tertidur membuatnya tidak sadar sudah melaju meninggalkan jalanan ramai hingga tiba di kediamannya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang