MHT 54

29.7K 637 12
                                    

vote komen yang seimbang lah biar othor senang dan bahagia selalu

nikmatilah part yg ditulis dadakan kayak tahu ini~

sailen riders minggir dulu ya🔪 kalian ga diajak
———

Hari dibagikannya laporan hasil belajar pun tiba. Tidak ada Kisa atau Henry yang menemani Shey. Karena sudah ada sang suami tersayang yang akan mengambilkan rapor wanita muda itu.

"Ih, aku deg-degan banget. Nilainya berapa ya, semoga aja bagus." ucap Shey di tengah perjalanan menuju sekolah.

Aksel yang berada di sebelah siswi SMA itu hanya memanjangkan tangan mengusap kepala Shey. "Pasti bagus kok. Kamu kan tiap hari belajar. Bahkan kadang mas ajarin juga. Ga inget kita pernah belajar sambil ngewe?"

Shey menatap suaminya dengan wajah bersungut-sungut. "Itu aja kan pikirannya. Mesumm..."

Sang suami hanya tertawa kecil. "Nanti kalo dapet nilai bagus mas kasih hadiah deh."

Raut wajah Shey langsung berubah berseri-seri. Menatap Aksel dengan mata berbinarnya.

"Beneran?" tanyanya bersemangat. Memang siapa yang tidak bersemangat saat mendengar akan mendapat hadiah? Yaa walau syaratnya harus mendapat nilai bagus yang saat ini sudah tidak bisa diubah.

Laki-laki itu mengangguk mengiyakan. "Boleh pilih hadiahnya. Bebas kamu mau apa aja nanti mas kasih."

Shey langsung berkonsentrasi memikirkan hadiah apa yang akan ia minta dari Aksel. Wanita muda itu merasa sudah memiliki semuanya dan sedang tidak ingin membeli apa-apa. Tetapi penawaran yang diberikan sang suami tidak patut untuk disia-siakan.

"Yakin banget kayaknya kalo dapet nilai bagus."

"Ih, apa sih? Namanya juga jaga-jaga. Siapa tau dapet nilai bagus beneran kan bisa minta langsung dibeliin makanan yang enak sama mas."

"Masa cuma makanan."

"Emang mas mampu wujudin kalo aku minta pacar fiksi aku jadi nyata?" Shey bertanya dengan sebelah alis terangkat menatap sang suami.

Aksel pun hanya diam. Benar juga. Istrinya itu sudah pasti tidak akan meminta hal normal. Namanya juga Shey, selalu ada saja keinginan anehnya.

Perbincangan tentang hadiah yang akan diberikan Aksel jika sang istri mendapat nilai bagus itu pun terhenti saat mobil laki-laki itu memasuki area sekolah. Yang artinya mereka harus berpisah di sana.

Shey melangkah menuju kelasnya yang masih sepi. Mungkin kebanyakan dari teman-temannya berangkat bersama orang tua yang akan mengambil rapor. Itu artinya masih satu setengah jam lagi, pukul delapan pagi.

Wanita muda itu memilih menuju kantin untuk mengisi perut. Belum sempat sarapan karena tadi ia memburu sang suami untuk berangkat lebih awal.

Bubur ayam yang memang dijual di sana Shey pesan. Sembari menunggu tangannya memainkan ponsel menonton video random.

Tiba-tiba saja kursi yang didudukinya terasa seperti digeser. Istri siswi itu pun mengangkat kepala untuk melihat siapa yang melakukannya. Rupanya seorang laki-laki berkacamata yang ia panggil "Mas".

"Beli apa?" tanya Aksel.

"Bubur ayam. Mas mau makan juga?"

Laki-laki itu mengangguk. "Belum kenyang makan memek kamu tadi."

Shey sontak menggembungkan pipi kesal. Jawaban Aksel selalu tidak nyambung. Lihatlah, bagaimana dengan rasa tidak bersalahnya laki-laki itu justru mencubit pipi sang istri yang menonjol.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang