MHT 47

35.8K 694 6
                                    

pada nyuruh aku dobleh up di part sebelumnya emang pada nungguin+ngarepin apa sih🤪

VOTE KOMEN YOOOO!!!

———

Malam itu, yaa seperti biasa. Terjadi lagi pergulatan panas di atas kasur. Walau awalnya Shey malu-malu kucing dan menolak, pada akhirnya wanita muda itu mengangguk juga. Memangnya siapa yang bisa menolak batang penis Aksel yang bisa membuat siapapun melayang itu?

Langsung saja pada hari ini. Ujian akhir tahun sudah berjalan setengahnya.

Hari ini Aksel bertugas menjadi pengawas di ruangan yang ditempati sang istri. Dua menit sebelum bel berbunyi laki-laki sudah duduk di tempatnya.

Sebagian murid yang sedang belajar langsung kocar-kacir duduk di tempat masing-masing. Yang masih nongkrong di luar pun turut masuk.

Bel tanda dimulainya ujian berbunyi. Soal dan lembar jawaban dibagikan. Aksel berkeliling ke setiap meja untuk memberikan lembaran itu.

Sesampainya di meja sang istri, laki-laki itu sengaja berlama-lama. Pura-pura menunduk untuk melihat lembar jawaban Shey yang mulai diisi identitas.

"Kenapa, pak?" tanya Shey menatap suaminya.

Aksel menggeleng. "Kerjain yang bener. Jangan mikirin penis mas." Kurang ajar.

"Apa sih! Siapa juga yang mikirin. Udah deh sana pergi aja nanti pada liat ke sini." usir istri laki-laki itu. Dasar Aksel benar-benar. Bisa-bisanya membuat ia merona di saat seperti ini.

"Iya deh. Semangat ngerjainnya." Sebenarnya Aksel ingin mendaratkan kecupan di pipi dan bibir Shey. Tetapi laki-laki itu masih ingat di mana ia berada sekarang.

Aksel kembali duduk di kursinya. Mengamati seluruh siswa yang sedang ia jaga. Beberapa terlihat fokus menatap dan mengerjakan soal, sedangkan beberapa yang lainnya saling memberi kode satu sama lain. Laki-laki itu hanya geleng-geleng.

"Pak Aksel, boleh nyontek ya, pak?" teriak seorang gadis yang duduk di pojok belakang. Mengangkat tangannya agar sang guru bisa melihat dirinya.

"Tidak." jawab Aksel singkat.

"Iih, bapak, mah!" balas gadis itu sok diimut-imutkan yang membuat siapapun geli. Termasuk Shey dan Jeje yang langsung membuat gerakan orang muntah

"Cepat kerjakan. Jangan banyak bertanya karena sebentar lagi waktu akan habis." titah Aksel dengan nada menegur.

Guru geografi itu berkeliling menyusuri setiap lorong yang terbuat dari barisan meja. Seperti biasa, ia berhenti di dekat meja sang istri. Mengganggu konsentrasi Shey karena merasa diperhatikan dari sampingnya.

Karena Aksel tidak mencoba mengganggu atau berbicara padanya, Shey pun diam saja. Menyilang-nyilang jawaban yang menurutnya benar. Sampai Aksel menghilang dari sebelahnya.

Bel sebagai pengingat bahwa waktu selesainya ujian berbunyi. Bergantian murid berdiri untuk mengumpulkan jawaban. Aksel menata tumpukan kertas-kertas itu.

Laki-laki itu keluar setelah mendekati sang istri untuk mengusap kepala Shey. Tidak jelas tetapi mendebarkan jantung.

Mata pelajaran kedua yang diujikan selesai juga. Semua murid berhamburan pulang. Begitupun dengan Shey tetapi wanita muda itu memilih menunggu sang suami yang katanya mau datang. Shey hanya duduk di mejanya sambil bermain ponsel.

"Yuk. Mau pulang sekarang?" Suara berat laki-laki itu membuat Shey mengangkat kepala. Kemudian membuat gerakan mengangguk saat melihat sosok itu adalah Aksel.

Suami wanita muda itu mendekat. Melepaskan tas yang dikenakan Shey. "Biar mas aja yang bawa." ucap laki-laki itu.

Keduanya keluar dari kelas si perempuan. Dengan tangan saling bertaut bergandengan. Tidak khawatir akan ada yang melihat karena sekolah sudah sepi. Murid-murid selalu bersemangat kala bel pulang berbunyi.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang