votmen yaa
———
"Nyam nyam nyam makan pizza." Shey bernyanyi kecil saat kakinya menginjak lantai ruang tengah. Wanita muda itu sedang menunggu suaminya yang masih di depan untuk mengambil makanan.
Tak lama Aksel kembali. Membawa kantong plastik besar dengan logo restoran makanan Italia yang amat terkenal di kota ini. Meletakkannya di atas meja.
"Udah dateng tuh. Sini, makan dulu." Laki-laki itu menunjuk kotak berisi delapan potong pizza dengan topping melimpah. Mengintruksi agar istrinya mendekat. Shey langsung bergerak merapat dan menatap berbinar makanan di depan matanya itu.
"Minum, mau minum dulu." Telunjuk istri Aksel itu menunjuk-nunjuk minuman yang masih berada di dalam kantong plastik. Sengaja tidak dikeluarkan Aksel karena laki-laki itu tau bahwa istrinya akan meminta minum terlebih dahulu. Dan nantinya Shey akan lupa makan karena terlalu asyik menikmati minuman cokelat kesukaannya. Sudah kembung duluan.
"No, makan dulu." Aksel menjauhkan plastik putih itu dari jangkauan sang istri. Balas menatap Shey yang memohon dengan tatapan ke arahnya.
"Makan dulu, cinta." bujuk laki-laki itu. Selalu berusaha untuk berperilaku lembut kepada wanitanya. Bahkan saat ini tangannya mengusap rambut Shey. Siswi SMA itu pun mengangguk menurut.
"Tapi abis makan satu aku minum ya." pinta wanita muda itu.
Dengan mudahnya Aksel mengangguk. Asal sudah ada karbohidrat yang masuk ke dalam lambung istrinya ia tidak masalah wanita itu mau minum banyak cokelat.
Shey dengan semangat menyantap sepotong pizza yang lezat itu. Berhiaskan daging dan bawang bombai dengan saus tidak pedas yang enak. Benar-benar kombinasi komplit yang ramah dan dengan mudah diterima lidah serta lambungnya.
Aksel hanya diam memperhatikan Shey yang sedang menyantap itu. Tidak ingin mengganggu istrinya yang terlihat sangat menikmati pizza. Hanya tangannya yang bergerak membelai rambut Shey.
"Pipi kok gembul banget sih? Kayaknya semua makanan yang kamu makan larinya ke pipi." Laki-laki itu mencubit pipi Shey yang menggembung karena sedang mengunyah.
Wanita kecilnya itu langsung melirik sinis. Aksel tertawa kecil kemudian memindahkan Shey dari duduknya ke pahanya yang duduk bersila. Laki-laki itu memangku sang istri.
"Papaa, hehe..."
"Makan yang bener, sayang. Duduk yang baik." Shey yang semula duduk dengan kaki yang digerak-gerakkan langsung menghentikan kegiatannya itu. Menjadi duduk manis dipangku sang suami.
"Papa makan duluu." Memang dasarnya istri Aksel. Sudah dibilangi untuk makan dengan anteng, malah sekarang wanita muda itu mengubah posisinya dengan menghadap suaminya.
"Aaaa...." Shey menyodorkan pizza yang sedang dipegangnya. Tetapi Aksel menggeleng.
"Kamu makan dulu aja. Nanti mas sisanya abis kamu."
"Makan bareng-bareng, ih." Aksel tetap menggeleng. Laki-laki itu mengatupkan bibirnya sekuat tenaga. Membuat istrinya mendengus.
Setelah ditolak demikian, akhirnya Shey memutuskan makan sendiri. Melahap sendirian pizza yang dipegangnya dengan tatapan sinis penuh permusuhan kepada mas suami. Aksel yang ditatap seperti itu justru merasa tergelitik.
Tingkah polah Shey yang lain muncul. Tiba-tiba saja wanita muda itu menempelkan pipi kirinya ke pipi kiri sang suami juga. Bukan hanya menempel, tetapi juga digesek-gesekkan sampai terasa hangat di sana.
Aksel sempat melirik ke arah istrinya itu. Entah apa lagi kelakuan Shey ini. Tetapi saat ia tengok kedua tangan wanitanya itu sudah kosong dari pizza, hatinya mengucap syukur. Yang penting sudah makan mau melakukan apapun akan ia biarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND TEACHER
Romance⚠️21+ MATURE CONTENT AGE GAP STORY ⚠️ ❝Bekas bibir kamu manis. Rasanya saya seperti sedang berciuman langsung❞ ❝Kamu mau dicium saya?❞ ❝Ehm, kamu telanjang dada juga? Sama seperti saya?❞ ❝Olahraga sama mas ga akan sakit-sakit. Kamu tinggal diem nant...