MHT 73

23K 507 14
                                    

vote komen jangan lupa. othor mau pergi yuhuuuu nanti klo othor balik harus udah rame yaw awas aja!!🤬😈

———

Sudah hari kedua sejak pemesanan gaun kemarin, Jeje mengatakan mungkin besok paket itu akan datang. Shey hanya iya-iya saja walau hatinya sudah tidak bisa bersabar. Kesabarannya menunggu paket hanya sampai satu hari setelah pemesanan. Haha.

Hari ini ada agenda lain. Erwin, papa Aksel sedang berulang tahun. Dan tentu saja, putra juga menantu laki-laki itu diundang dalam pesta yang diselenggarakan di kediaman orang tua Aksel.

"Aku lebih bagus pake gaun merah apa item mas?" Shey yang masih memakai pakaian tidur menunjukkan dua gantungan baju yang masih ditutupi gaun di masing-masingnya.

"Hitam bagus, sayang." pilih Aksel. "Mas suka warna hitam."

Shey mengangguk sambil tersenyum. Otaknya berpikir hal lain soal kesukaan Aksel tentang warna hitam. Baju dinas yang dibelinya juga berwarna hitam kan? Haha jadi ia tidak salah pilih.

Tanpa merasa malu, perempuan itu melucuti pakaian yang dikenakannya. Mengganti kain itu dengan gaun hitam pilihan mas suami. Mata elang Aksel menyusuri dari atas sampai bawah dan mengamati setiap gerak-gerik istrinya.

Aduh, payudara yang semakin membesar dan jiplakan bentuk vagina gendut Shey membuatnya ingin membuat bocor perempuan itu. Penisnya mengembang seperti disuntik gas tak kasat mata.

Shey menghampiri sang suami dengan berdiri di antara kedua paha laki-laki itu. Menangkup wajah tampan suaminya yang tengah mendongak. Jempol perempuan itu membelai belahan bibir Aksel yang nampak seksi.

"Ngewe bentar, yuk, sayang. Penis mas udah keras pengen masuk memek kamu." Pancingan dilakukan Aksel dengan mengusap-usap vagina Shey dari luar gaun. Mencolek bagian bibirnya yang terasa dari luar.

Tanpa disangka Shey menggeleng. Sang suami sampai menganga. Jarang sekali perempuan itu menolak tusukan batang besarnya.

"Biarin aja penisnya keras kayak batu. Siapa suruh punya penis gampang berdiri hiii." Dengan isengnya Shey meremas kuat kejantanan Aksel dan berlari cepat meninggalkan laki-laki itu. Melesat keluar menyisakan sang suami yang sedang tersiksa.

Mata Aksel melihat ke bawah. Penisnya sudah menggembung sebesar gunung.

"Gini amat. Padahal lagi kangen memek istri." ucapnya sembari mengelus-elus benda itu.

•••

Bosan di kamar walau hanya beberapa detik membuat Aksel memutuskan menyusul sang istri. Laki-laki itu menuruni tangga sembari menengok ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan wanitanya.

Terlihat Shey sedang berada di dapur. Bersama dua perempuan dan satu laki-laki. Laki-laki yang berada dalam satu ruangan dengan istrinya itu sedang duduk.

Langkah Aksel semakin dekat dengan keberadaan Shey membuat semua pandangannya jelas. Dua perempuan yang bersama muridnya itu adalah mama dan mama mertuanya. Sedangkan si laki-laki, merupakan iparnya.

"Itu mas aku turun."

Arin dan Kisa menengok secara bersamaan. Melihat Aksel yang sedang menuruni tangga dan sedang melangkah menuju mereka. Lebih tepatnya menuju perempuan kecil yang ada di antara mama-mama itu.

Aksel memeluk wanitanya dari belakang. Shey langsung bergeser untuk memberikan tempat berdiri bagi sang suami.

"Mau coba ini, mas?" Shey mengacungkan roti berhiaskan abon di atasnya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang