MHT 64

24.4K 529 49
                                    

maap telat up✌️ karena othor belum ngetik lagi dan kayak kehilangan semangat gitu nerusin cerita ini. ilang idenya, buntu.

semangatin othor yang ga ada ayang ini dong💪☺️

eh ada deh ayang. ayang jon😋

VOTE KOMEN YAAA!! YUHUU ENJOYYYY

————

Malam ini ada acara keluarga. Keluarga orang tua Shey, keluarga orang tua Aksel juga pasangan suami-istri putra-putri mereka itu.

Tujuh orang berkumpul dalam ruangan yang sama. Di sebuah restoran dengan ruangan tersendiri agar tidak terganggu dan mengganggu pengunjung lain.

"Istri kamu pesenin makanan dulu sana." Baru berkumpul beberapa menit Aksel sudah disuruh sang mama yang super duper sayang menantu itu.

"Mau makan?" Laki-laki itu menoleh kepada sang istri yang sedang asyik memakan permen kapas. Hadiah dari mertua perempuan itu yang membelikan cotton candy besar berbentuk beruang lucu. Tentu Shey melonjak senang memakannya.

Siswi SMA itu menggeleng. "Belum laper." ucapnya menjawab.

"Jelas lah belum laper, orang udah makan permen gitu. Mana mau makan nasi." Sandy yang duduk di kanan adiknya melirik perempuan itu.

Shey membalas dengan lirikan tajam. "Bilang aja abang mau. Abang engga punya mertua kayak Mama Arin sama papa Erwin sih makanya ga dibeliin."

"Masa abang disuruh nikah sama suami kamu. Yang ada nih bocil nangis." jawab Sandy mencubit gemas pipi Shey dan sedikit menariknya. Pipi yang terasa lebih berisi dari saat terakhir kali ia pegang.

"Hihh, nakal. Jangan rebut-rebut mas Aksel." Shey menghindari cubitan kakaknya dengan langsung nemplok kepada sang suami. Memeluk Aksel yang hanya diam dan senyam-senyum erat sekali.

Keempat orang tua yang ada di meja itu tertawa kecil. Bagaimana lucunya Shey yang seperti cinta mati dengan Aksel. Menggemaskan sekali.

Makan malam mulai dilakukan. Walau tadi sempat mengatakan belum lapar karena sudah makan permen kapas, istri Aksel itu merasa perutnya keroncongan juga. Sang suami memesankan makanan yang sekiranya cocok untuk Shey yang asyik bermain dengan kakaknya. Sebenarnya bukan bermain karena kakak beradik itu saling menjahili satu sama lain.

"Aaaa mas Aksel tolonggg." teriak Shey merengek kepada sang suami. Wanita muda itu menjual tatapan melasnya memohon Aksel agar menyingkirkan tangan Sandy yang mencubit pipinya.

"Ngadu ngadu. Udah jadi istri masih aja ngadu kamu dek." Gigi Sandy sampai bergemeletuk saking gemasnya.

"Sandy, adeknya jangan diisengin dong. Kamu mau dismack sama suaminya?" tegur Kisa menengahi pertengkaran antara putra dan putrinya. Sandy yang memang penurut dengan mama langsung menyingkirkan tangannya.

Shey langsung menyerongkan tubuhnya ke pada sang suami. Melengos mengalihkan pandangan seperti alergi dengan Sandy. Siswi SMA itu menumpukan siku di paha Aksel.

"Makan dulu, ya." Shey mengangguk mengiyakan.

Aksel mengambil piring berisi makanan sang istri. Menyuapi wanita muda itu sedikit demi sedikit. Sesekali menyeka bibir Shey kala ada sisa makanan yang tertinggal. Orang tua keduanya mengulum senyum melihat betapa sayangnya Aksel kepada sang istri. Henry pun merasa bangga karena berhasil memilih menantu yang tepat.

Beberapa orang di meja itu turut makan. Hingga hanya Aksel yang piringnya masih penuh. Saat piring sang istri sudah bersih tak tersisa, laki-laki itu baru menggapai piringnya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang