MHT 75

31K 577 13
                                    

huu huuu kasian kan digantung? othor emang suka gantung orang AWOKAWOKAOKAOKWOKK [tertawa seperti Limbad]

emang kalian pada nungguin apa sih teman🤭 AHAHAHAHAHA

UDAH AH VOTE KOMEN JANGAN LUPA POKOKNYA YUHUUUWWWW!!!!

———

Pagi sudah menjelang. Tubuh Shey terasa remuk. Sebab pakaian seksi dan wangi-wangian yang menguar dari tubuhnya membuat Aksel semakin bersemangat menyetubuhinya. Laki-laki itu seolah tidak ingin berhenti menggempur sang istri. Menyalurkan nafsu yang sudah lebih dari seminggu terpendam.

Bagai bangun dari hibernasi lezat, Aksel bangkit dari tidurnya dengan gembira. Pakaian gurunya sudah tertanggal. Menyisakan celana pendek selutut. Sebab dirinya tak nyaman tidur menggunakan pakaian sesak seperti baju dinasnya.

Laki-laki itu menengok ke kiri setelah berhasil berdiri. Senyumnya mengembang kala melihat dek istri yang terlihat nyenyak tertidur.

Pakaian Shey masih seperti semalam. Sang suami sengaja tidak melucutinya. Sekarang Aksel seperti memiliki ketertarikan khusus kepada istrinya yang memakai pakaian seksi. Menyejukkan mata, hati sekaligus penisnya.

Aksel berdiri untuk menuju kamar mandi. Guru geografi itu memutuskan mandi lebih dahulu tanpa membangunkan sang istri. Tak ingin mengganggu tidur nyenyak Shey.

Selesai mandi, dengan tubuh basah dan celana dalam berbentuk celana pendek yang menjiplak selangkangannya, laki-laki itu keluar. Bersama handuk menggantung di leher untuk mengeringkan rambut.

Tidak perlu berlama-lama. Aksel memilih asal pakaiannya. Tangannya mengambil kaos putih dan celana selutut berwarna khaki. Dipakainya dua benda itu hanya dalam hitungan detik saja.

Langkahnya beralih menuju tempat sang istri berbaring. Matanya sempat menangkap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit. Jam-jam umum dilakukannya sarapan.

"Sayang..." panggilnya lembut setelah berhasil mendudukkan diri di sebelah Shey. Di tempat ia tidur tadi dengan tubuh sedikit condong ke arah wanitanya.

Aksel membelai wajah sang murid. Shey menggeliat mengubah posisi wajah menjadi menghadap laki-laki itu. Matanya perlahan terbuka.

"Emm, mas mau kemana? Kok udah wangi." tanya perempuan itu dengan tubuh sedikit maju dan mengendus wangi harum dari sang suami.

"Mas mau beli sarapan. Kamu di rumah dulu aja ya, nanti mas aja yang beliin. Pengen makan apa?"

"Terserah, mas." Jawaban khas manusia berjenis kelamin perempuan saat ditanya "Mau makan apa?" . Sama seperti Shey yang setelah menjawab langsung memeluk Aksel.

"Bubur ayam mau?" Kepala wanita itu mengangguk dalam posisinya.

Tangan Aksel yang berada di pinggang Shey mulai naik merayapi tubuh perempuan itu. Baru berhenti saat berada di gundukan payudara Shey.

"Sakit, sayang?" tanyanya. Ada secercah rasa bersalah saat menanyakan hal itu. Mengingat betapa kuatnya ia mengeksekusi payudara sang istri. Mulai dari remasan, sedotan, gigitan, pelintiran semuanya ia lakukan. Pastilah jika ada rasa panas, perih, sakit dan sejenisnya.

"Perih sedikit. Putingnya." Shey berucap dengan bibir mengerucut.

"Nanti mas obatin ya. Sekarang mas beli sarapan dulu. Sebelum bubur ayamnya habis."

Shey mengangguk. Melepas suaminya untuk pergi setelah mengecup beberapa kali wajah laki-laki itu. Takut rindu dengan Aksel yang sedang pergi membeli sarapan.

Sepeninggal sang suami membuat Shey tak betah berdiam diri di atas kasur. Perempuan itu beranjak setelah menyingkapkan selimut. Bercak merah keunguan nampak jelas di beberapa bagian kulit putih istri Aksel itu.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang