MHT 26

52.6K 1.2K 20
                                    

⚠️‼️FW!! FRONTAL WARNING‼️⚠️😫

VOTMEN YAAA, RAMEIN TIAP PART!!!

btw, aku udah ada niat buat jual cerita ini dalam bentuk pdf tapi takut sepi😫😞
———

Hari ini seluruh penghuni SMA Budi Utomo dihebohkan dengan pengumuman bahwa kelas sebelas akan melaksanakan tur ke Lombok besok malam. Semua murid kelas dua SMA itu serempak dipulangkan lebih awal. Untuk mempersiapkan kepergian mereka.

"Mas Aksel besok ikut?" tanya Shey di perjalanan pulang. Wanita muda itu belum mengetahui apakah suaminya turut serta dalam tur ke pulau tetangga.

Aksel mengangguk. "Kalo mas ga ikut, emangnya siapa yang bisa jagain istri mas? Istri mas kan ga bisa diem." ucapnya entah memuji atau meremehkan.

"Engga boleh gitu tau kalo sama istri sendiri. Nanti istrinya marah jadi ga dapet jatah deh." peringat Shey dengan suara marah yang dibuat-buat. Justru terlihat lucu di mata Aksel sehingga laki-laki itu memajukan tubuh mengecup pipi sang istri.

"Yaudah nanti kasih mas jatahnya, ya. Kan mas udah baik sama kamu."

"Mas ga ikhlas baik sama aku."

"Istri mas yang gemes ini sebenernya mau apa sih," tanya Aksel gemas dengan mencubit pipi istrinya. Shey langsung mendengus dan mengerucutkan bibir.

Keduanya sampai di rumah setelah beberapa menit melewati jalanan. Shey dan sang suami langsung berganti pakaian menjadi lebih santai dan sederhana. Pasangan suami-istri itu menyiapkan keperluan mereka untuk liburan besok.

"Mas Aksel, mau bawa celana berapa?" tanya Shey yang sedang melipat celana panjang milik sang suami menjadi gulungan-gulungan kecil.

"Tiga aja, yang."

"Celana dalamnya?"

"Lima. Kalo kurang nanti beli di sana aja." Shey mengangguk-angguk. Memasukkan celana dalam super jumbo milik suaminya ke dalam tas. Bukan jumbo keseluruhannya, hanya pada bagian tengah tempat kejantanan laki-laki itu.

Persiapan oleh pasangan suami-istri itu selesai juga. Semua pakaian dan barang-barang yang mereka perlukan selama di Lombok sudah tertata apik di dalam tas. Tinggal besok di bawa berangkat.

Tibalah hari di mana tur SMA Budi Utomo ke Lombok. Malam ini keseluruhan siswa-siswi juga guru yang turut sudah berkumpul di sekolah. Sesuai instruksi, kesemuanya masuk ke dalam bis dengan teman sekelas masing-masing. Shey duduk dengan Jeje sahabatnya.

Di bis yang sama juga ada Aksel. Laki-laki itu secara khusus meminta kepada kepala sekolah agar menempatkannya di bis yang sama dengan milik sang istri. Kepala sekolah yang memang tau hubungan guru dan murid itu pun menyetujui.

"Gue ga sabar deh. Pasti seru banget di sana." ucap Jeje. Shey tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Liburan dengan teman-teman walaupun ke tempat yang dekat pasti terasa menyenangkan. Apalagi ke tempat yang jauh.

Bis mulai dijalankan oleh supirnya. Meninggalkan kawasan sekolah menuju tempat tujuan.

Aksel yang duduk di belakang beberapa kali curi-curi pandang kepada sang istri. Shey yang sedang asyik menyantap makanan ringan di tangannya mendapat perhatian dari beberapa teman wanita kecilnya itu. Kebanyakan laki-laki yang bermodus menawarkan makanan.

"Di belakang ada yang ngeliatin dari tadi. Siap-siap aja ntar ada yang ngambek." bisik Jeje di telinga Shey. Gadis itu tak sengaja menoleh ke belakang dan mendapati suami sahabatnya sedang menatap tajam ke kursi mereka.

Shey pura-pura berdiri dan membenarkan jaketnya. Melakukan perengangan sederhana untuk bisa melihat ke belakang. Dan benar. Mas suami tersayang sedang bersedekap di dada dan menatap tajam ke arahnya. Wanita muda itu bergidik.

Bis yang membawa siswa-siswi SMA Budi Utomo berhenti di sebuah tempat yang merupakan rest area. Murid-murid itu berpencar mencari makanan, minuman bahkan ada yang menuju toilet untuk buang hajat.

Shey dan Jeje tinggal di kursi mereka. Aksel mengirim pesan kepada istrinya itu untuk tidak keluar dari bis terlebih dahulu karena akan ada yang ingin dibicarakan.

Saat Aksel mendekat ke kursi dua sahabat itu, Jeje langsung berdiri dan pamit menyingkir. Tidak keluar hanya berpindah ke kursi lain dengan memakai penyumpal telinga. Enggan mengganggu urusan rumah tangga sang sahabat dengan suaminya.

Aksel mendudukkan dirinya di sebelah Shey yang mendongak menatapnya. Laki-laki itu tidak berucap hanya tangannya yang menggenggam tangan sang istri.

"Kenapa, mas?" tanya Shey.

"Tadi dapet apa aja dari cowo-cowo itu?" Aksel justru balik bertanya. Tanpa menatap sang istri.

Shey menggeleng. "Ga dapet apa-apa. Jeje yang dapet banyak, tuh." Wanita muda itu menunjuk kantong plastik besar yang tergantung di depan tempat duduk Jeje alias tempat yang diduduki Aksel kini.

"Kamu ga terima?" Shey mengangguk mengiyakan. Istri Aksel itu memberikan pemberian teman-temannya kepada Jeje. Menghindari interogasi dan kemarahan sang suami padanya.

"Suami aku kan kayak polisi kalo udah cemburu. Serem banget matanya."

Kini Aksel bisa tertawa kecil. Laki-laki itu mendorong pelan istrinya agar menempel pada kaca jendela. Tubuhnya bergerak maju mengukung Shey yang menampakkan raut panik juga takut.

"Grepe-grepe bentar, ya. Kangen sama ini." Tangan besar Aksel meremas gundukan payudara istrinya yang tertutup berlapis-lapis pakaian. Mulai dari bra, baju luar sampai jaket yang membungkus tubuh wanita itu.

"Tapi nanti ada temen-temen, mas. Kalo kita ketauan gimana?" Shey bertanya panik. Ia takut kalau sampai ada yang memergoki mereka tengah berbuat mesum di bis tur. Bisa-bisa gawat.

"Bentar aja kok, sayang." Tanpa mengindahkan kepanikan Shey, Aksel dengan santainya menelusupkan tangan ke dalam pakaian wanita muda itu. Tujuannya langsung pada daging berbentuk bola di dada sang istri.

"Ahhh mmpp." Shey menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang akan meluncur.

Aksel menyeringai. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dan merangsek masuk ke dalam baju sang istri. Menurunkan wadah payudara Shey yang selalu menggodanya. Lidahnya terjulur menjilat puting payudara Sheva membuat wanita kecilnya mendesis.

"Ahhh mm-mashh." desah Shey. Jilatan kecil sang suami di payudaranya memancing nafsu siswi SMA itu. Posisinya kini yang mengangkang di kursi duduknya sedangkan sang suami berada di antara pahanya menindih tubuh sang istri. Kepala Aksel menelusup ke balik baju sehingga membuat Shey terlihat seperti sedang hamil.

"Pentil kamu udah tegang. Pengen mas ewe sekarang. Memeknya pasti udah basah juga." ucap Aksel dengan kata-kata kotornya.

Jemari laki-laki itu mengusap vagina Shey dari luar celana yang dikenakan wanita muda itu. Bergerak naik-turun menggoda kewanitaan istrinya.

"Ahh.. mashh udahh... Nanti makin basah ahhh." Shey menggeliat tidak karuan. Kepalanya mungkin saja akan terantuk jendela jika tangan sang suami tidak menahan di sana.

"Pengen jilat memek kamu, yang."

"Nanti ajahh... Ada temen-temen."

Mau tak mau Aksel keluar dari pakaian sang istri. Jeje sudah memberikan kode dengan terbatuk-batuk keras. Tandanya ada orang yang sedang menuju kemari. Laki-laki itu berdiri dan kembali ke tempat duduknya setelah mengecup bibir Shey.

Jeje kembali duduk ke tempatnya. Memandangi sang sahabat dari atas ke bawah. Semuanya ia sisir.

"Berantakan amat baju lo. Abis mantap-mantap sama pak Aksel ya?" goda gadis itu menaik-turunkan alisnya. Shey hanya memalingkan wajah karena malu.

Ponsel wanita muda itu yang berada di saku jaketnya berbunyi. Menandakan datangnya pesan ke nomor ponselnya.

Pak suami

Pengen liat memek istri mas yang basah
Tapi masih banyak orang

Kurang ajar. Ketikan Aksel berhasil membuat istrinya meremang. Perut wanita muda itu dipenuhi kupu-kupu beterbangan.

———
ugh mesum bgt pak Aksel

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang