MHT 50

37.2K 782 12
                                    

vote komen ya oyyy

awas aja, othor selalu memantau

GILAAA UDAH PART 50 AJA WOYYY!!!!!

———

Ujian akhir tahun sudah selesai. Tetapi sekolah masih ramai dengan berbagai perlombaan yang diadakan sembari menunggu hari dibagikannya rapor.

Hari ini terjadi pertandingan basket antar kelas. Shey dengan pakaian olahraganya--karena hari ini kelasnya bertanding jadi ia memakai pakaian itu--sedang duduk-duduk santai bersama Jeje mengamati pertandingan dari lantai dua. Tidak terlalu banyak orang di sini karena semuanya tumpah ruah di bawah untuk menyaksikan secara langsung para pebasket tampan yang bermain.

"Moga-moga aja si Jepri bisa. Tuh anak gayanya doang yang gede tapi main cuma ngang ngong." ucap Jeje saat melihat teman sekelasnya itu yang bukannya bermain malah tersenyum seolah menyapa penggemar yang menonton. Membuat Jeje jengah sendiri.

"Kalo ada Riza sih pasti menang. Dia kan anak basket." Shey berucap menunjuk teman bernama Riza dengan dagunya.

Dua sahabat itu sudah seperti komentator basket kenamaan yang mengomentari gerak-gerik setiap pemain. Hingga tanpa sadar ada dua manusia berjenis kelamin laki-laki yang datang, berdiri masing-masing di sebelah mereka.

Sudah tertebak mungkin ya. Jamal dan Aksel si penyuka gadis muda alias murid mereka sendiri.

"Mas sayanggg..." sapa Shey dengan senyum merekah menyambut kehadiran sang suami. Aksel hanya tersenyum mencubit gemas pipi wanita muda itu.

Tangan Jamal gatal ingin mencubit pipi Jeje juga. Tetapi tatapan tajam dari gadis itu mengurungkan niatnya.

"Jangan di sini, mas. Nanti keliatan dari bawah. Pindah aja ya." ucap Shey saat sang suami ingin merangkulnya. Mata wanita muda itu memberi kode dengan menunjuk ke bawah.

Keempatnya pun berpindah ke tempat yang lebih aman. Yang jarang diakses orang-orang karena sibuk berkumpul di lapangan.

"Mas kangen aku ya?" goda Shey menoleh kepada sang suami dengan senyum lebarnya. Sebelah alis siswi SMA itu terangkat.

"Iya nih. Mas kangen sama istri mas yang gemes ini." Gigi Aksel sampai bergemeletuk saking gemasnya.

"Pak Jamal juga kangen Jeje?" Istri laki-laki itu menoleh pada Jamal yang duduk di sebelah Jeje. Guru sosiologi itu mengangguk dengan senyum malu-malu.

"Ciee, ada yang kangen tuh. Ciee..." Shey menyenggol lengan sang sahabat. Menggoda Jeje yang sudah semerah udang dan bersembunyi di belakangnya. Kulit putih gadis itu tidak bisa berbohong dengan perubahannya menjadi merah merona.

"Diem, deh. Hobinya godain gue mulu." sungut Jeje.

Shey terkikik kecil melihat Jamal dan Jeje yang malu-malu bersamaan.

Wanita muda itu langsung nemplok menyandar kepada sang suami sembari memeluk lengan Aksel. Tangannya juga bertaut dengan jari-jemari laki-laki itu.

"Mas, psstt!"

"Hm?"

Aksel menunduk saat Shey memberi kode agar laki-laki itu mendekat.

Cup. Siswi SMA itu mengecup salah satu bagian di wajah sang suami. Bagian yang membuat Aksel melotot karenanya. Tetapi ekspresi berbeda ditampilkan Shey yang tersenyum lebar tanpa dosa.

"Jangan cium di situ lagi. Bahaya." bisik Aksel di telinga sang istri.

"Emang bahaya kenapa? Kan udah biasa aku cium. Kok bahaya." Shey membalas dengan berbisik juga.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang