MHT 85

29.9K 559 34
                                    

ga terlalu telat nih hahaha

enjoy yaa!! vote komen jangan lupa. ramein part terakhir di cerita ini💖

———

Hari yang paling ditunggu-tunggu pun tiba, terutama oleh siswa-siswi kelas dua belas yang sudah menyelesaikan pendidikannya tahun ini.

Waktu wisuda datang. Dilaksanakan hari ini di gedung aula sekolah.

Shey dan mas suami sudah bersiap-siap sejak pagi. Perempuan itu tampak cantik sempurna dengan kebaya yang dikenakannya. Sementara Aksel juga gagah tampan saat mengenakan setelan jas miliknya.

Keduanya berangkat bersama dan lebih awal, seperti biasa. Shey diajak ke ruangan sang suami terlebih dahulu sebab keadaan di luar masih belum banyak orang. Pasangan suami-istri itu masih harus menunggu kedua orang tua mereka.

Iya, Kisa dan Henry beserta Sandy, juga Arin dan Erwin akan datang untuk menghadiri acara wisuda Shey. Mereka--terutama para ibu-ibu--amat bersemangat sampai-sampai mengajak Shey secara langsung untuk memilih pakaian yang akan digunakan saat acara penting ini.

"Kamu kok cantik banget sih, yang. Mas pusing liatnya."

Shey mendengus. "Mas Aksel ini hobinya pusing mulu. Engga cium vagina aku katanya pusing, engga buat bayi pusing, sekarang liat aku cantik juga pusing."

Aksel tertawa besar. HAHAHAHA.

Pak Jamal dan Jeje yang datang bersama mendatangi pasangan suami-istri itu di ruangan Aksel. Sementara kedua orang tua Jeje sudah berkumpul bersama ayah dan ibu Shey. Biasalah. Teman lama yang anaknya juga berteman.

"Lo nanti keluar sama pak Aksel?" tanya Jeje.

"Maunya sih sendiri. Males kalo harus diliatin yang lain karena bareng mas."

"Gue juga males sama tuh Jamal." Memang kurang ajar Jeje ini. Memanggil pacarnya yang sudah tua langsung dengan nama tanpa embel-embel yang lebih sopan.

Akhirnya diputuskan. Jeje dan Shey keluar bersama. Sementara Aksel dan Jamal yang terbuang hanya mengikuti permintaan wanita mereka itu.

Jeje dan sang sahabat menuju kerumunan teman-teman sekelas mereka. Duduk bersama sebab sudah dikelompokkan dengan kelas masing-masing. Sementara para orang tua dipersilakan duduk di sisi lain.

Tampak Aksel dan Jamal memasuki aula. Menimbulkan perubahan atensi para siswi, yang semula melihat ke depan jadi memperhatikan keduanya. Dua guru tampan dengan pesona masing-masing sungguh menggetarkan hati.

Sebelum duduk, Aksel menyempatkan diri tersenyum mesum kepada istrinya. Menunjuk sesuatu di tubuh Shey menggunakan dagunya.

Sang istri pun refleks menunduk. Melihat apa yang dimaksud mas suami. Rupanya dada. Iya dada. Dada Shey yang tampak lebih menggembung sebab pakaian tebalnya. Menimbulkan imajinasi macam-macam oleh otak kotor Aksel.

Acara itu pun dimulai. Kepala sekolah memberikan kata sambutan di atas panggung. Dengan kalimat-kalimat membosankan yang terbelit-belit lagi susah dipahami. Kebanyakan siswa-siswi tidak memperhatikan. Malah sibuk berbincang dengan teman di sebelahnya.

"Gue tadi mau pake celana aja biar gampang. Tapi sama si Jamal disuruh pake kebaya gini biar nanti pas foto bagus. Ribet banget tuh orang. Gue suruh dia pake kebaya juga tapi ga mau."

"Emang aneh tuh bapak-bapak tua. Nyuruh orang semangat tapi disuruh balik ga mau. Noh, liat rok gue kotor keinjek mulu." gerutu panjang kali lebar oleh Jeje yang mengeluhkan pakaiannya. Tidak nyaman sekali mengenakan kostum seperti ini.

"Ih, sama. Tapi aku engga dipaksa mas. Cuma dia jadi minta itu mulu karena katanya horny liat aku pake baju begini. Dari tadi ngode-ngode nunjuk dada aku." Shey berbisik lirih saat mengatakan kalimat terakhirnya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang