MHT 76

26.2K 522 25
                                    

ga terlalu siang kan? agak kurang menarik tapi vote komen aja lah. jujur, othor lagi kekurangan ide😔 jadi maapin ya kalo garing kriuk kress

---

Tidak terasa setengah semester sudah Shey lewati. Banyak tugas dan pelajaran yang harus dikejar. Sebab waktunya di kelas dua belas terhitung hanya sembilan bulan. Enam bulan pertama masih seperti sekolah pada umumnya, namun saat tiga bulan terakhir akan penuh dengan ujian-ujian dan sejenisnya.

Ngomong-ngomong soal tugas dan teman-teman. Hari ini Shey juga ada tugas. Bukan hanya tugas untuk Shey melainkan untuk tiga orang lainnya. Karena mereka bekerja dalam satu kelompok.

Tugas kelompok kali ini diminta membuat bahan presentasi pada kertas besar. Guru yang memberi tugas tak lain dan tak bukan adalah mas Aksel sayang.

Walau menjadi istri seorang guru, Shey tidak pernah sekalipun mendapat bocoran tugas atau ulangan yang akan diberikan. Urusan antara di rumah dan sekolah benar-benar dipisahkan. Kecuali jika untuk diminta mengajari sang istri, Aksel tidak keberatan sama sekali.

Kelompok yang maju ditentukan oleh undian. Hingga tiba giliran Shey dan kelompoknya maju ke depan.

"Kelompok dua?" tanya Aksel kepada sang istri yang berdiri di sebelahnya.

Perempuan itu mengangguk. Mendekat saat mas suami memanggilnya. Shey berdiri tepat di samping Aksel hingga hidungnya bisa mencium wangi laki-laki itu. Alasan Aksel mencatat nama dan nomor absen teman sekelompok istrinya tidak menimbulkan kecurigaan.

"Hmm wangi memek." lirih laki-laki mesum itu.

"Hmm wangi orang mesum." balas Shey sebelum melangkah mundur kembali ke tempat semula. Aksel yang mendengar jawaban istrinya itu tertawa kecil.

Kelompok Shey mulai mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Dengan sangat apik keempatnya mencari perhatian audiens dan menjelaskan secara rinci. Apalagi keberadaan Jeje dengan jawaban spontannya yang membuat siapapun tertawa.

Beberapa pertanyaan dilontarkan dari para penonton. Berbekal bahan mereka yang ditempelkan di papan tulis juga ingatan bagian masing-masing, keempat siswi itu berjaya menjawab semuanya.

Tidak ada yang spesial lagi untuk diceritakan. Semuanya berjalan normal sampai istirahat kedua. Setelahnya tidak. Aksel mendapat telepon dari papanya yang mengatakan sang mama masuk rumah sakit.

Sebenarnya Erwin hanya ingin mengabari sang putra akan hal buruk yang menimpa istrinya itu. Namun Aksel memaksa untuk datang ke rumah sakit. Khawatir dengan kondisi sang mama. Lagipula jam mengajarnya juga sudah tidak ada lagi setelah ini.

Aksel sedang dilanda kebingungan saat akan berangkat ke rumah sakit. Laki-laki itu teringat masih memiliki istri yang keadaannya tentu masih harus sekolah.

"Kasih tau atau engga ya. Tapi kalo ga dikasih tau nanti ngambek malah ga ada jatah." Sedang genting pun masih sempat-sempatnya memikirkan jatah ya pak.

Guru geografi itu memilih menghubungi Shey. Tidak melalui telepon atau pesan singkat. Aksel menyuruh sang istri datang ke ruangannya untuk dijelaskan secara langsung.

Di kelas, Shey membaca pesan dari mas suami. Perempuan itu pamit kepada Jeje dan mengatakan akan pergi ke mana. Setelahnya Shey menuju ruangan mas Aksel dengan membawa tumpukan buku mata pelajaran laki-laki itu.

Sesampainya di ruangan Aksel, seperti biasa, Shey mengetuk beberapa kali untuk formalitas sebelum masuk. Pemandangan sang suami yang sedang duduk di sofa dengan wajah cemas menjadi hal pertama yang ditangkap mata wanita muda itu.

"Mas Aksel kenapa?" tanya Shey sembari melangkah mendekat ke arah sang suami. Perempuan itu mendudukkan diri di sebelah Aksel dengan mata yang menatap penuh laki-laki itu. Bingung.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang