MHT 29

51.4K 1K 10
                                    

maap ya telat up✌️

hayoo siapa yg hari ini ujian? semangat yaa!!!!

votmen nya jangan lupa okyy! enjoyy bestie

———

Perjalanan bersama ke Lombok telah usai. Semuanya kembali disibukkan dengan urusan sekolah dan khusus bagi Shey, ada tambahan urusan mengurus suaminya.

Hari ini mereka mendapat undangan dari saudara Aksel yang akan melangsungkan pernikahan. Lokasinya agak jauh dari perkotaan karena kedua mempelai memang menginginkan suasana yang masih asri dan sejuk. Pernikahan pun digelar di luar ruangan.

Kedatangan mereka ke sana sekaligus mewakili kedua orang tua Aksel yang tidak bisa hadir. Biasalah, ada urusan penting untuk papanya. Sedangkan sang mama hanya mengekor karena Erwin tidak mau sendirian di negeri tetangga.

"Selamat ya, selamat menempuh hidup baru." ucap Aksel menyalami sepupu perempuannya. Juga laki-laki yang berada di sebelah sepupunya itu.

Shey yang mengekor di belakang berjalan agak lebih cepat karena kesulitan mengejar Aksel. Suaminya itu seperti tidak ingat bahwa punya istri yang tingginya minim. Apalagi Shey mengenakan bawahan yang press kaki.

"Heh, itu istri lo malah ditinggal." Barulah saat sang sepupu menepuk bahunya, Aksel berhenti dan berbalik. Didapatinya Shey sedang menaiki tangga naik ke atas panggung dengan kesusahan.

Laki-laki itu tertawa kecil dan berjalan menghampiri istrinya. Mengulurkan tangan untuk membantu Shey. "Istri mas jalannya pelan banget sih." ucapnya menggoda sang istri dengan senyum.

Shey mendengus. "Mas tuh yang jalannya terlalu cepet. Harusnya nungguin aku dulu." sungutnya.

"Iya-iya cintaku. Sini mas gandeng aja." Aksel menarik Shey agar berdiri di sebelahnya. Merangkul bahu wanita muda itu dan menggiringnya untuk bersalaman kepada kedua pengantin baru. Seperti yang dilakukannya tadi.

Selesai mengucapkan selamat atas pernikahan sepupu Aksel, keduanya berfoto ria baru menyantap makanan.

"Sini mas bersihin dulu." Aksel mengangkat wajah Shey dan memegangi rahang wanitanya itu. Mengusapkan tisu untuk membersihkan sisa-sisa makanan di dekat bibir sang istri. Shey hanya diam saja dan menurut.

Pasangan suami-istri itu pamit kepada saudara-saudara Aksel yang lain dan pemilik acara. Keduanya menumpang kembali mobil menuju rumah nenek Aksel.

Laki-laki itu mendapat telfon dari kedua orang tua papanya agar mengunjungi mereka. Neneknya mengatakan rindu dan ingin dikunjungi. Aksel yang sejak menikah belum pernah ke sana, pun memutuskan untuk ke desa nenek kakeknya sekaligus untuk memperkenalkan Shey. Tempat tinggal nenek kakeknya berada tak jauh dari tempat pernikahan sang sepupu. Jadi sekalian saja. Lumayan besok hari libur juga.

Jalanan terjal dan naik-turun mereka lewati. Belum tertutup aspal sempurna. Jalanan hitam itu hanya ada di jalan depan. Sedangkan untuk menuju kampung harus melewati batu-batuan lalu tanah rata.

Suasana desa amat terasa di sini. Nenek dan kakek Aksel memang bandel tidak mau diajak pindah ke kota. Padahal sudah sejak lama Erwin dan menantunya membujuk agar tinggal di rumah mereka. Sang cucu juga turut tetapi mereka tetap mengatakan tidak.

Mobil Aksel berhenti di depan sebuah rumah. Memang sih ukurannya terlihat lebih besar dari yang lain, tetapi modelnya sama seperti rumah desa kebanyakan. Berteras lebar dan teduh. Dominasi bangunannya dari kayu.

Aksel turun terlebih dahulu baru membukakan pintu untuk sang istri. Mengulurkan tangannya membantu Shey turun. Menggandeng istrinya ke rumah nenek kakeknya.

MY HUSBAND TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang