Shinomiya terbang ke arah Shinichi hanya untuk duduk di sebelahnya lalu ia memperhatikan Kakaknya itu dengan ekspresi yang terlihat curiga karena dia tidak ingin dijebak olehnya.
"Adik kecilku sepertinya sedang menganalisis sesuatu ya."
"Sudah, sudah, jangan sampai kalian bertengkar seperti itu." Shinichi mengusap kepala Shinomiya dan Kakaknya itu.
"Kak Kazuha itu sangat berbahaya, Papah! Dia pernah memberikan diriku teka-teki dimana jawabannya itu membuat aku ketakutan!" Seru Shinomiya.
"Hehhhh... ketakutan dari mana juga, Shinomiya? Lagi pula kamu sendiri 'kan yang bersikap terlalu penakut dalam menghadapinya."
"Teka-teki yang memiliki banyak sekali kode rumit bahkan aku harus menyelesaikannya satu per satu."
"Ketika aku menemukan jawaban yang benar, hasilnya malah aku dikejutkan oleh sebuah monster yang membuat tubuhku reflek menghancurkan alat itu."
"Itu adalah pelatihan yang paling sempurna untuk dirimu agar bisa mengontrol diri." Ucap Kazuha.
"Tidak! Tidak! Aku tidak menganggap itu sebagai pelatihan sempurna melainkan keisengan yang selalu Kakak perbuat padaku!"
Shinichi hanya bisa tersenyum karena dia tahu kedua anaknya yang kembar itu selalu memiliki banyak sekali lelucon dan kejadian yang berkaitan tentang keisengan.
Tetapi sepertinya Shinomiya saja yang selalu menerima keisengan Kazuha sendiri sampai ia sering sekali menjahili dirinya sebagai hiburan yang cukup dekat.
Itulah cara kedua anak kembar itu memiliki hubungan yang dekat dimana Kazuha menjahili dan mengisengi Shinomiya agar dirinya bisa berkembang dengan cara yang lebih menyenangkan.
Dan tentunya untuk Shinomiya, dia sudah mempelajari arti dari pembalasan dimana ia selalu saja membalas segala perbuatan Kazuha dengan normal ketika dia dijahili olehnya itu.
"Oh iya, Shinomiya. Aku dengar kamu ditegur lagi karena sudah mencoreti kamarmu sendiri?" Tanya Shinichi.
"Mm. Itu kesalahanku lagi yang terus aku ulangi karena sudah menjadi kebiasaan." Shinomiya terkekeh.
"Kebiasaan untuk mempelajari rumus ya... itu cukup menakjubkan walaupun kamu tidak tahu tempat."
"Lakukan terus saja..." Shinichi tersenyum nakal.
"Apa yang kamu coba ajari kepadanya, Papah?" Tanya Koizumi yang sedang berdiri di hadapan mereka bertiga.
Shinichi dan Shinomiya langsung memasang tatapan panik seketika, "Tidak-tidak, aku sedang tidak memberitahu dia untuk mencoreti kamarnya itu!"
"Yang aku maksud dari lakukan terus saja itu agar Shinomiya bisa mempelajari rumus lainnya yang rumit di dalam buku tulisnya sendiri."
"Begitu ya."
"Baiklah, waktunya makan bersama~" Koizumi duduk di hadapan Shinichi lalu ia menempati ketiga anaknya itu di kursi khusus untuk bayi.
Shuan mulai menjauhi meja makan itu untuk mendekati piring makanannya agar dia tidak dicurigai karena ia sedang dikelilingi oleh banyak sekali orang kuat dari masa depan.
Sepertinya dia sendiri perlu melakukan gerakan yang tidak bisa dibilang gegabah karena itu hanya akan memberikan kerugian yang sangat besar untuk dirinya sendiri.
Sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh Shuan, dia tahu bahwa naskah ini bisa dibilang biasa saja atau mungkin pantas disebut sebagai akhir yang bahagia.
Sampai sekarang dia tidak mengerti kenapa Beatrice menilainya buruk, kedua naskah itu tetap memiliki isi yang sama dimana Shinichi akan memiliki seorang istri dan juga beberapa anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder III
FantastikSetiap dunia gelembung memiliki keunikannya masing-masing dalam segi sejarah dan juga cerita yang terkandung dibalik semua itu. Namun, hampir semua dunia gelembung sudah dipastikan akan memiliki beberapa masalahnya tersendiri yang sebagiannya dipast...