Chapter 2554 - Ide Cemerlang Sang Raja

7 3 3
                                    

Shinichi dan Koizumi memasang tatapan kaget ketika Rokuro mengucapkan selamat pada mereka tanpa satupun alasan yang bisa dibilang masuk akal.

Ada kemungkinan Rokuro memang sudah tahu ketika melihat tingkah laku Koizumi yang aneh di dalam ruangan itu karena dia sedang memiliki pengalaman yang sama ketika Haruka hamil pastinya.

Koizumi langsung bersembunyi di belakang Shinichi hingga dia tidak ingin menghadapi Rokuro sama sekali hingga dia mencoba untuk memenangkan dirinya secepat mungkin.

“A-Ahh... ya... ahahahahaha.” Yang bisa Shinichi lakukan adalah bertingkah dengan sangat aneh sampai ia hanya bisa tertawa canggung.

Beberapa menit kemudian, Shinichi mulai memberikan dokumen yang dia  periksa dalam ruangannya sendiri pada Koizumi dimana ia langsung mengambilnya menggunakan kedua tangannya itu.

“Itu saja.”

Shinichi mulai melakukan beberapa peregangan dimana Koizumi melangkah pergi menuju jalan keluar dengan ekspresi yang terlihat khawatir.

Koizumi sempat menatap suaminya itu yang sedang melakukan pemanasan kecil agar tubuhnya bisa tetap terjaga bugar.

Shinichi menyadari istrinya itu yang sedang menatapnya di depan pintu besar itu, “Ada apa?”

“Tentang apa yang Ayah katakan tadi...”

“...tidak heran juga jika dia bisa mengetahui diriku ini sedang hamil. Mungkin karena tingkah aneh yang aku perlihatkan mengingatkan dirinya pada Ibu yang sedang hamil.”

“Ya, aku juga menduganya seperti itu.”

“Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat berhadapan dengan orang tuaku dalam keadaan seperti ini dimana kita masih belum tahu kapan Shinobu akan pulang.”

“Karena itulah, kamu terus menghindari mereka ya.”

“Iya.”

“Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin bisa melihat hal-hal dengan lebih jelas.”

“Menilai seseorang dan berinteraksi dengan mereka adalah dua hal yang berbeda.” Jawab Shinichi.

Koizumi mengangkat alisnya itu lalu ia menghadap suaminya, “Berhentilah plin-plan, istriku yang sedang hamil.”

Koizumi menghela nafasnya, “Apa kau mencoba menghiburku?”

“Menghiburmu?”

“Ya bisa dibilang begitu. Tetapi aku tidak memaksa dirimu untuk berubah karena semua itu adalah keputusan yang kamu miliki.”

Koizumi menghela nafasnya lagi lalu ia menghadap pintu di depannya itu, “Aku iri padamu dalam banyak hal.”

“Yah, sudah sewajarnya kau iri pada bakat-bakatku. Jangan dipikirkan.”

Koizumi memasang tatapan heran ketika Shinichi mulai membanggakan bakat yang dimiliki olehnya itu, “Suamiku yang tercinta, apa kau bisa melakukan sesuatu pada penyakit kesombonganmu itu?”

“Tapi aku memang berbakat. Setidaknya aku tidak kebanyakan pamer sampai disebut sebagai orang yang haus pujian dari orang-orang tidak berguna itu.”

“Yah, tidak ada gunanya juga pamer dengan suara yang sangat menyebalkan.”

Jawaban Shinichi membuat Koizumi semakin jatuh cinta padanya hingga jantungnya itu berdetak dengan kecepatan penuh

“Astaga...! Dia keren sekali!” Batin Koizumi.

“Kalau begitu, aku permisi dulu.” Koizumi melihat pintu itu terbuka oleh pembantu yang sedang berdiri di depan untuk memberikannya jalan.

Koizumi yang sudah pergi meninggalkan ruangan itu hanya bisa tersenyum lalu terus mengingat Shinichi di dalam pikirannya itu.

Yuusuatouri: Founder IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang