Shinichi dan Koizumi baru saja selesai menikmati kembang api bersama dimana kenyataannya mereka berdua tidak melihat ledakan yang terjadi di atas langit karena terlalu sibuk dengan dirinya masing-masing.
Bisa dibilang kesibukan itu terpicu karena ratusan ciuman yang Shinichi berikan pada Koizumi hingga semua itu tidak berakhir.
Pengakhirannya malah memicu sesuatu yang baru dimana mereka melangkah ke sebuah jalan alternatif dimana Shinichi lah yang memulai kembang api itu dengan meledakkan di dalam tubuh Koizumi lagi dan lagi.
Untungnya suara dari kembang api itu sangatlah keras hingga mereka tidak mendengar apa yang selama ini Koizumi dan Shinichi lakukan dibalik pohon yaitu menciptakan kembang apinya sendiri.
Satu jam telah berlalu, semua kembang api itu berhasil diledakkan hingga Shinichi memutuskan untuk berhenti karena dia bisa melihat Koizumi yang duduk selagi bersandar pada pohon selagi memperlihatkan ekspresi kelelahan.
"Hah... Hah... Hah... Shinichi... aku tidak bisa menggerakkan kedua kakiku..." Keseluruhan tubuh Koizumi melemas karena Shinichi yang memperlakukan dirinya secara berlebihan.
"Maafkan aku." Shinichi baru saja selesai mengeringkan semua keringatnya itu lalu ia membantu Koizumi untuk bangun dan berdiri.
Koizumi langsung bersandar pada suaminya, "Dosa Lust yang kau miliki memang tidak bisa terkendali ya..."
"Salah siapa juga yang meminta satu ledakan kembang api sama dengan satu ciuman, aku jadi bablas 'kan..."
"Tetapi aku tidak menyesalinya kok. Kesannya kita semakin agresif dan terlihat seperti hewan yang tidak tahu tempat untuk bersenang-senang." Koizumi terkekeh.
Shinichi ikut senang mendengarnya, ia langsung mengusap kepala Koizumi dimana keduanya menikmati sisa dari ledakan itu yang masih membekas di atas langit.
Beberapa menit kemudian, Shinichi berlutut di hadapan Koizumi dimana istrinya itu langsung memeluk suaminya dari belakang sampai tubuhnya terangkat.
"Satu hari saja aku sudah bisa merasakan kebahagiaan yang begitu besar hingga tidak ada batasannya sama sekali..."
"Mungkin karena aku sedang hamil... aku jadi mudah merasakan kebahagiaan walaupun waktu kita bis dibilang tidak begitu lama."
Shinichi melangkah pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali menuju istana bersama Koizumi yang sedang dia gendong.
Seperti biasanya Koizumi akan mengatakan banyak sekali hal yang membuat dirinya bahagia sampai Shinichi hanya bisa diam lalu mendengar semua itu.
"Yang terpenting adalah aku tidak ingin semua kebahagiaan ini berakhir dengan sangat cepat."
"Aku... aku masih ingin menikmatinya bersama istriku satu-satunya yang bisa disebut sebagai orang paling aku prioritaskan sejauh ini."
Koizumi terdiam seketika, dia sendiri sadar bahwa Shinichi mulai mengungkapkan kembali rasa sedihnya itu yang sudah kehilangan banyak sekali hal sampai tertimpa dengan berbagai macam masalah.
"Tenang saja... aku akan di sini bersamamu..."
"...jangan sampai kau pergi duluan sebelum melihat wajah-wajah imut dari bayi-bayi kita."
"Huh...?"
"Kebahagiaan yang aku rasakan ini memberikan diriku kesadaran ketika sedang hamil..."
"...mungkin akan lebih baik jika aku melahirkan mereka berdua sekarang juga, dan tentunya kita akan menyimpan mereka di dalam dunia ciptaan kita sendiri."
"Jika anak-anak kita mampu memberikan kebahagiaan yang tiada batasnya maka aku bersedia untuk memiliki anak sekarang." Ucapnya yang mulai memeluk leher Shinichi dengan sangat erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder III
FantasySetiap dunia gelembung memiliki keunikannya masing-masing dalam segi sejarah dan juga cerita yang terkandung dibalik semua itu. Namun, hampir semua dunia gelembung sudah dipastikan akan memiliki beberapa masalahnya tersendiri yang sebagiannya dipast...