------------------
Terdengar suara rendah musik mengalun. Aku membuka mata dengan malas. Hmm ... aku bisa merasakan selimut beludru menutupi tubuhku. Lembut dan hangat. Kuregangkan tubuhku di sofa yang sudah disulap dijadikan ranjang ini. Nyaman.
Kepalaku terasa sedikit pusing. Tiga kaleng bir nampaknya sudah lebih dari cukup untuk memberiku sakit kepala hingga esok hari. Kecuali aku membeli obat pengar di apotek, pusing ini tidak akan mereda dengan cepat. Atau, bisa reda dengan makan sup pengar buatan Yoongi.
Yoongi?
Aku mencari sosok Yoongi di keremangan. Sepertinya lampu studio sudah dimatikan semua dan hanya menyisakan sedikit cercah cahaya di depan layar komputer besar di meja yang tadi kami gunakan untuk saling mencium dan merengkuh tubuh satu sama lain.
Kulihat kaki-kaki meja dan ternyata masih baik-baik saja. Aku khawatir karena tadi suara deraknya terdengar cukup keras. Mengingat apa yang kami lakukan tadi mau tidak mau membuatku tersenyum juga.
Senyumku makin mengembang ketika akhirnya aku bisa melihat punggung Yoongi yang membelakangiku sedang duduk di kursi depan meja itu. Nampaknya dia sedang membuat lagu baru. Nada yang belum pernah kudengarkan.
Aku terkekeh ringan ketika menyadari Yoongi sudah mengganti bajunya dengan piama abu-abu kusam yang entah milik siapa. Mungkin punya anak-anak D-Town atau punya kekasih Eunjung yang sengaja ditinggalkan di sini. Entahlah.
Dengan menahan pusing, aku mencoba duduk dan mengamati, mencari-cari di mana pakaianku tadi kami lemparkan. Aku menahan senyum ketika melihat pakaianku sudah terlipat rapi tertumpuk dengan kaus dan celana jeans Yoongi di salah satu kursi kayu yang sepertinya tadi kududuki sambil minum bir.
Aku berjalan ke arah kursi dengan menggelung tubuhku di dalam selimut. Yoongi nampaknya terlalu fokus dengan musiknya hingga tidak mendengarkan pergerakanku sama sekali. Dengan cepat kugunakan lagi pakaianku. Aroma parfum Yoongi menguar dari pakaianku. Entah seberapa eratnya tadi kami berpelukan, aku tidak ingat, sampai aromanya bisa sangat melekat di pakaianku.
Aku tadi memang sedikit ... menggila.
Yoongi sedang meneguk air mineral ketika aku menghampirinya. Masih tidak menyadari bahwa aku sudah bangun. Kuakui konsentrasinya sangat tinggi. Tak tertandingi.
"Yoongi ...," bisikku parau ketika aku sudah berdiri di samping kursinya.
Ia menoleh padaku dengan terkejut, "Hanna, udah bangun?" Ia lalu meraih tanganku dan menarikku ke sisinya hingga aku terduduk di pangkuannya, menghadapnya. "Lagu baru. Mau dengar?" Tanyanya sambil memberikan headphone padaku.
Kupakai headphone di telingaku sementara tangan Yoongi menekan tombol enter di keyboard yang terletak di depannya. Sebuah alunan nada mengalun. Suara gitar ditambah beat instrumen lain. Terdengar indah sekaligus raw. Masih kasar. Perlu dipoles lagi. Tapi, sudah bagus banget di telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Suga
Fanfiction🔞 [END/COMPLETED] Hanna adalah pacar Suga, iya, Suga itu, Min Suga nya BTS. Walaupun, buat Hanna, dia hanya Min Yoongi; Yoongi nya Hanna. Jadi pacar Yoongi penuh lika-liku! Kuncinya ya harus backstreet! Penasaran gimana Yoongi & Hanna pacaran diam...