35. Sweet, Rush, & Jealousy 07

294 17 34
                                    

------Cause you are the piece of me I wish I didn't needIf our love is tragedy, why are you my remedy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------
Cause you are the piece of me I wish I didn't need
If our love is tragedy, why are you my remedy?

🎾

Jin nampak sangat bersemangat bermain tenis. Bisa dilihat kalau tenis ini adalah salah satu olahraga kesukaannya. Yang membuat paling lucu adalah segala outfit dan perlengkapannya merk Louis Vuitton. Nuansa biru dan kuning.

Ketika Jin sudah bermain hampir satu jam, aku masih duduk saja di pinggir lapangan. Jin bertanding dengan teman yang katanya memang selalu menjadi partner-nya bermain tenis. Aku tadi dikenalkan tapi sudah lupa namanya - Lee siapa gitu.

Aku duduk memandangi permainan keduanya sambil mengelus-elus pipiku yang masih terasa sakit dengan bola tenis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku duduk memandangi permainan keduanya sambil mengelus-elus pipiku yang masih terasa sakit dengan bola tenis. Untung tadi Yoongi tidak terlalu sering menyentuh pipiku. Ia kebanyakan menyentuh leherku. Coba seandainya dia terus-menerus menyentuh pipiku, bisa-bisa aku terkaing-kaing seperti anjing yang kesakitan.

Ini tuh sakit banget, astaga. Lebam ngga ya besok? Atau nanti malam? Kalau nanti lebamnya muncul gimana? Aku harus pake make up lagi? Males banget. Aaarggh. Aku ngga ingin membahas hal ini dengan Yoongi. Hari ini aku udah kaya habis dari perang. Penuh luka dan lebam. Ngga mau harus ditambahi dengan berbagi cerita dengan Yoongi. Capek. Ngga mau drama dengan harus menangis lagi. Kasihan Yoongi. Aku udah cukup menyusahkannya dengan sifat kekakanakanku yang cemburu ngga jelas.

Tiba-tiba Jin berlari ke arahku dan duduk di sampingku, tersengal-sengal, sambil membuka sebotol air mineral lalu meminumnya cepat. Ia menyeka keringatnya yang menetes di pelipisnya sambil mengerling ke arahku kemudian terdiam beberapa saat.

"Apa, oppa?" Tanyaku, terkekeh pelan melihat tingkahnya.

"Yoongi tahu?" Balasnya sambil meletakkan botol air mineral di dalam tas biru-kuning Uniqlo-nya.

"Tahu apa?" Sahutku, sembari menurunkan tanganku yang memainkan bola tenis di kedua pipiku. Apa lebam bekas tamparannya udah terlihat? Seokjin oppa bisa melihatnya?

"Kamu diangkat jadi direktur utama. Yoongi udah tahu?"

Oh. Kirain, tahu aku habis ditampar kedua orangtuaku. Ffuh.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang